Bangli, Bali (ANTARA) - Menteri koperasi dan UMKM meminta produksi dan pemasaran kopi dan jeruk Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali,dikelola secara "corporate farming" tepatnya dengan sistem koperasi, agar makin meningkat, baik di pasar lokal, nasional dan internasional sehingga makin mensejahterakan petani dan masyarakat sekitarnya.
"Kopi kintamani sudah terkenal di tingkat nasional dan internasional, bahkan kopi kintamani pernah masuk istana negara untuk menjamu tamu- tamu negara saat pelaksanaan upacara 17 Agustus. Kualitas Kopi Kintamani sudah bagus, namun saat ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana bisnis modelnya," kata Menkop dan UMKM Teten Masduki, demikian siaran pers Diskominfo Bangli, Selasa.
Selain kopi, kintamani juga memiliki jeruk dengan kualitas yang baik, namun di saat musim panen raya malah harga jeruk turun, bahkan sampai jatuh sendiri dari pohonnya. "Maka dari itu kita harus memperhatikan dua hal, yaitu kelembagaan produksinya dan hilirisasi. Kita tidak boleh lagi bertani sendiri-sendiri, tetapi harus menerapkan corporate farming dengan memperkuat kelembagaan koperasi. Koperasi inilah yang nantinya membuat tempat pengolahan jeruk saat panen raya, sehingga jeruk masih memiliki nilai ekonomi.
"Kementerian Koperasi dan UMKM akan hadir untuk membantu proses tersebut," janji menteri.
Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta menerima Kunjungan Menteri Koperasi dan UMKM RI, Teten Masduki beserta jajaran, di Koperasi Sektor Riil Komoditas Unggulan Kopi Arabika Dan Jeruk Unggulan Kintamani Kabupaten Bangli, pada Senin (1/5).
Kunjungan kerja menteri Koperasi dan UMKM dipusatkan di Koperasi Produsen Tani Kini Dharma Kriya, Banjar Luahan Desa Belantih Kecamatan Kintamani, Bangli. Dalam kesempatan tersebut turut hadir anggota DPR RI Nyoman Parta, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Ekadina, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar beserta Ny. Suciati Diar, Pimpinan OPD terkait dilingkungan Pemkab Bangli, Camat Kintamani, para pengurus dan anggota Koperasi Produsen Tani Kini Dharma Kriya, Koperasi Pemasaran KBS Kopi Arabika MPIG dan Koperasi Konsumen Mitra Sentana Mandiri serta undangan lainnya.
Bupati Bangli mengutarakan, daerahnya memiliki potensi komoditas unggulan yakni kopi, jeruk dan bawang merah yang pemasarannya sudah ke tingkat regional, nasional bahkan sudah ke tingkat internasional, khususnya untuk komoditas kopi.
Komoditas kopi yang dikenal oleh masyarakat pencinta kopi adalah jenis kopi Arabika, yang memiliki aroma khas dan oleh dikenal dengan nama kopi Kintamani. Secara statistik jumlah lahan kopi yang ada di Kabupaten Bangli seluas 5.921,18 Ha, dengan produksi rata-rata per tahun sebanyak 2.082,30 Ton, sedangkan untuk luasan lahan jeruk di Kabupaten Bangli seluas 3.554.123 Ha, dengan produksi rata-rata per tahun 147.278 Ton.
Potensi tersebut merupakan salah satu kekuatan ekonomi masyarakat Bangli apabila dikelola secara baik akan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat. Salah satu bentuk pengelolaannya adalah berupa koperasi, disamping bentuk usaha lainnya.
Jumlah koperasi aktif yang ada di Kabupaten Bangli adalah 202 Badan Hukum, dengan jumlah anggota seluruhnya 63.685 orang dengan total asset 698.566.125.240 rupiah, dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 1.067 orang. Dari jumlah koperasi tersebut, Koperasi Produsen Tani Kini Dharma Kriya, Koperasi Pemasaran KBS Kopi Arabika MPIG dan Koperasi Konsumen Mitra Sentana Mandiri merupakan koperasi yang bergerak di bidang pengolahan kopi dan jeruk. Jumlah koperasi yang bergerak di bidang komoditas kopi masih lebih sedikit di banding potensi yang ada, karena masih banyak kelompok -kelompok masyarakat yang bergerak secara sendiri dalam pengelolaan kopi.
Baca juga: Bupati Bangli awali pembangunan Gedung IKM Kopi Arabika di Kintamani
Baca juga: Petani Kintamani Mulai Panen Jeruk
Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023