Washington (ANTARA) - Gedung Putih pada Senin memperkirakan bahwa sekitar 100.000 orang tentara Rusia tewas dan luka-luka dalam lima bulan terakhir pertempuran di wilayah Bakhmut dan beberapa tempat lain di Ukraina.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa jumlah korban tersebut berdasarkan laporan dari pihak intelijen AS, termasuk lebih dari 20.000 orang tewas, dan setengah dari jumlah itu berasal dari kelompok tentara bayaran Rusia Wagner Group.
"Usaha Rusia melakukan serangan musim dingin di Donbas dan sebagian besar di Bakhmut telah gagal," kata Kirby.
"Pada Desember lalu, Rusia melancarkan serangan besar ke berbagai lini, termasuk Vuhledar, Avdiivka, Bakhmut dan Kreminna. Sebagian besar usaha tersebut gagal. Rusia tidak berhasil merebut satu pun wilayah strategis," katanya.
Kirby mengakui bahwa Rusia memang mencapai beberapa kemajuan di Bakhmut, tetapi hasil tersebut didapatkan dengan biaya yang sangat besar dan pertahanan Ukraina di wilayah tersebut tetap kuat.
"Rusia sudah menghabiskan persediaan militer dan angkatan bersenjata mereka," kata Kirby.
Baca juga: Rusia incar fasilitas militer Ukraina lewat serangan rudal semalaman
Menurut Kirby, sebagian besar anggota tentara bayaran dari Wagner Group adalah narapidana yang disuruh berperang di Bakhmut tanpa latihan, kepemimpinan di medan tempur, atau garis komando dan pengawasan.
"Jumlah tersebut sungguh mengejutkan," kata Kirby sambil menambahkan bahwa total korban tersebut tiga kali lebih besar dibanding korban yang dialami AS di Guadalcanal pada Perang Dunia Kedua.
Kirby juga mengatakan bahwa paket senjata AS selanjutnya untuk Ukraina akan segera diumumkan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Merkel: Banyak negara tidak tertarik dengan solusi konflik Ukraina
Baca juga: Merkel akui sudah berusaha keras cegah konflik Ukraina
Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023