Jakarta (ANTARA) - “Pijat…pijat…pijat,” seru Alan pada setiap penumpang yang melewatinya di Kapal Motor Penumpang (KMP) Port Link 3 pada Ahad (30/4) malam.

Namun tak ada satu pun penumpang yang tertarik untuk menggunakan jasanya. Lelah menawarkan jasanya di ruangan tunggu penumpang eksekutif, ia pun pindah menawarkan jasanya di ruangan lain.

Malam itu, kapal ekspres yang membawa pemilir dari Pelabuhan Bakauheni ke Pelabuhan Merak tersebut dipenuhi oleh penumpang. Nyaris tak satupun tempat duduk maupun lesehan yang tersisa.

Sebagian penumpang memilih duduk lesehan di lantai sambil menyantap bekal yang dibawa bersama keluarga. Sebagian lagi ada yang memejamkan mata.

Alan dan dua orang rekannya menawarkan jasanya di kapal itu. Untuk pijat refleksi, dikenakan tarif Rp150.000. Alan sudah bekerja menawarkan jasanya sejak satu tahun terakhir.

“Kalau di kapal Port Link ini ada ruangan khusus untuk pijat refleksi. Kalau di kapal lain tidak ada,” ujar dia kepada ANTARA.

Dalam satu hari, pendapatan Alan tak tentu. Terkadang, ia mendapatkan empat hingga lima pelanggan, terkadang hanya satu hingga dua orang. Ia berharap lebih pada saat musim mudik dan milir Lebaran. Apalagi banyak penumpang yang memanfaatkan waktunya untuk melepas lelah di kapal.

Pijat refleksi tersebut dapat melancarkan peredaran darah hingga mengurangi pegal-pegal akibat perjalanan jauh.

Meskipun demikian, banyak juga penumpang yang memilih tidur saat menyeberang. Apalagi kapal ekspres, waktu penyeberangannya hanya satu jam.

Pemijat lainnya, So’ib bercerita dirinya menawarkan jasanya di KMP Sebuku. Berbeda dengan KMP Port Link, tidak ada ruangan khusus yang disediakan untuk pijat. Sebab itu, ia hanya menawarkan jasanya pada penumpang yang ada di ruangan lesehan.

Untuk biaya pijat, dikenakan tarif Rp150.000 untuk seluruh badan dan jika hanya kaki cukup dengan Rp50.000 hingga Rp100.000. Alan dan So’ib menyewa rumah di dekat Pelabuhan Merak. Ia sengaja tidak pulang ke kampung halamannya di Tasikmalaya, karena berharap dapat mengumpulkan uang lebih pada saat musim mudik dan milir Lebaran.

Keduanya memilih menikmati masa Idul Fitri dengan bekerja, karena saat arus mudik dan mikir banyak penumpang kapal yang memanfaatkan jasanya, sedangkan di luar musim Lebaran biasanya sepi penumpang.

Seorang penumpang yang menggunakan jasa pijat, Irfan, mengatakan dirinya biasa menggunakan layanan tersebut saat menyeberang dengan menggunakan kapal ekspres.

Pijat refleksi tersebut diyakini dapat meredakan pegal-pegal setelah perjalanan jauh yang ditempuhnya. Pemilir dengan tujuan Bekasi tersebut mengaku berangkat dari Padang pada Sabtu (29/4) pagi. Setelah berhenti beristirahat di sejumlah SPBU dan masjid, ia sampai di Pelabuhan Bakauheni pada Ahad malam.

Begitu sampai di Pelabuhan Bakauheni, ia dan pengendara lainnya harus antre terlebih dahulu sebelum masuk ke kapal. Pada malam itu, Irfan harus mengantre tiga jam baru kemudian masuk ke kapal.

Titik antreannya tidak hanya pada satu tempat, tapi dua tempat. Setelah masuk ke pelabuhan, dia harus mengantre terlebih dahulu di Dermaga 7, baru kemudian pindah ke Dermaga 1 dan bisa masuk ke kapal.

Lamanya perjalanan dan antrean masuk kapal tersebut membuatnya lelah. Karena itu jasa refleksi tersebut sangat bermanfaat bagi pemilir dalam mengatasi lelah setelah perjalanan jauh.

Lamanya antrean untuk masuk kapal, membuat satu calon penumpang, Yulinis, saat itu pingsan dan langsung dibawa ke kantor kesehatan. Pemiir asal Padang tersebut dibawa dengan menggunakan ambulans yang disediakan oleh pengelola pelabuhan.

Sebelumnya disebutkan bahwa Yulinis yang berusia 70 tahun mengalami batuk sejak dari Palembang dan kondisinya semakin memburuk begitu sampai di Pelabuhan Bakauheni.

Cegah kemacetan

Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah kemacetan di Pelabuhan Bakauheni, seperti pemeriksaan tiket kapal, pemberian stiker, hingga memastikan saldo kartu elektronik pengguna tol cukup.

Kendaraan pemilir diarahkan untuk masuk ke dalam rest area yang berada dekat dengan Pelabuhan Bakauheni, yakni di KM 49B, KM 33B, hingga KM 20B.

Petugas memeriksa kendaraan pemilir dan memastikan apakah sudah memiliki tiket untuk menyeberang atau belum. Jika belum, maka petugas ASDP yang ditempatkan di sejumlah posko di rest area, akan membantu para pemilir membeli tiket melalui aplikasi Ferizy. Sejak jauh-jauh hari, pihak ASDP mengingatkan pemudik maupun pemilir, tidak ada penjualan tiket di pelabuhan.

Aplikasi Ferizy adalah layanan pembelian tiket nontunai yang diluncurkan oleh PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry, perusahaan di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Seorang pemilir asal Jambi, Rizky
mengatakan petugas posko memberikan stiker berwarna hijau pada dirinya. Stiker itu bermakna bahwa dirinya sudah memiliki tiket dan sudah waktunya masuk ke antrean kapal. Sementara stiker yang berwarna kuning bermakna harus menunggu dulu karena jadwalnya masih lama.

Petugas di pelabuhan tidak memeriksa stiker tersebut, melainkan hanya mengecek pada tiket kapal.

Malam itu, Rizky harus mengantre lebih dari tiga jam baru kemudian bisa masuk ke dalam kapal untuk menyeberang, meskipun niat awal memilih kapal ekspres, dengan harapan dapat lebih cepat masuk ke dalam kapal. Harga tiket kapal ekspres untuk golongan kendaraan IVA Rp644.000, sementara tiket kapal reguler untuk golongan serupa sekitar Rp457.700, dengan waktu menyeberang lebih dari tiga jam.

Meski harus mengantre lama untuk masuk ke dalam kapal, Rizky mengapresiasi petugas pengelola Jalan Tol Trans Sumatera dan Pelabuhan Bakauheni, karena tidak terjadi kemacetan di pintu masuk pelabuhan.

Sebelumnya, Direktur Komersial dan Pelayanan ASDP M Yusuf Hadi mengatakan total pengguna jasa arus milir Lebaran 2023, mulai Minggu (23/4/2023) atau H+2 hingga Minggu (30/4/2023) atau H+7 dari Sumatera ke Pulau Jawa mencapai 803.799 orang, dengan total kendaraan 180.213 unit. Jumlah penumpang 803.799 tersebut sudah 87 persen dari total yang menyeberang dari Jawa ke Sumatera selama periode mudik dan milir Lebaran.

PT ASDP mengapresiasi dan berterima kasih pada seluruh pemangku kepentingan yang terlibat, mulai dari regulator Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kemenko PMK, TNI dan Polri, Pemerintah Provinsi Banten dan Lampung, para operator kapal yang mempersiapkan kapalnya dengan baik dan juga organisasi sosial yang terlibat dalam kepengurusan kendaraan. Terima kasih juga disampaikan kepada pengguna jasa penyeberangan yang telah mematuhi arahan Presiden Jokowi untuk mempersiapkan perjalanan dengan membeli tiket sebelum tiba di pelabuhan, sehingga arus mudik dan milir dapat berjalan lancar.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023