Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum memindahkan kantor untuk sementara waktu dari ibu kota Sudan di Khartoum ke Port Sudan demi alasan keamanan dan keselamatan para diplomat RI.
Direktur Jenderal Protokoler dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Andy Rachmianto saat ditemui di Lanud Halimperdanakusuma, Jakarta, Senin menyampaikan kantor KBRI Khartoum dipindah sampai situasi di Sudan kondusif.
“Untuk sementara, KBRI Khartoum berkantor di Port Sudan untuk beberapa waktu sampai situasi kondusif. Jadi, (KBRI) tidak tutup, tetap buka, tetapi berkantor di Port Sudan, karena situasi di Khartoum yang belum memungkinkan bagi kami untuk melanjutkan kerja-kerja,” kata Andy menjawab pertanyaan ANTARA.
Pejabat Kementerian Luar Negeri itu menambahkan Duta Besar RI untuk Sudan Sunarko beserta sejumlah diplomat dan staf lokal juga masih siaga dan bertugas di KBRI untuk melayani kebutuhan warga negara Indonesia di Sudan.
“Ada duta besar, dan enam diplomat, serta beberapa staf lokal yang membantu, kira-kira jumlahnya 15 orang,” kata Andy Rachmianto
Sejauh ini, para diplomat RI yang ada di Sudan masih melanjutkan tugas mereka, dan belum berencana untuk dievakuasi dalam waktu dekat.
Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan TNI dan beberapa kementerian/lembaga per 1 Mei 2023 telah mengevakuasi 930 WNI dari Sudan menuju titik-titik aman di Jeddah, dan di perbatasan Sudan dan Mesir.
Dari jumlah itu, 823 WNI telah dipulangkan ke Tanah Air melalui tiga tahap kepulangan dari Jeddah menuju Jakarta menumpang pesawat komersial dan pesawat Boeing 737 A-7305 TNI AU.
Sementara itu, sebanyak 107 WNI lainnya yang saat ini ada di Jeddah dijadwalkan kembali ke Tanah Air, Senin, menumpang pesawat komersial.
TNI dalam misi evakuasi di Sudan mengerahkan sebanyak 39 prajurit yang merupakan kru penerbang TNI AU, prajurit pasukan elite Satbravo 90 Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU, dokter, BAIS TNI, dan Puspen TNI. Tim evakuasi itu dipimpin Kolonel Pnb Noto Casnoto.
Di Lanud Halim Perdanakusuma, Senin, tim evakuasi merampungkan misi mereka setelah memulangkan 75 WNI dari Jeddah ke Indonesia.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyambut kedatangan para WNI dan tim evakuasi.
“Total (evakuasi) yang kami laksanakan di TNI AU sudah empat penerbangan dari Sudan melalui Port Sudan menuju Jeddah bolak-balik. WNI yang kami bawa khususnya oleh pesawat TNI AU sejumlah 344 orang, dan ada 15 warga negara asing (WNA) yang kebetulan memohon bantuan kepada Kementerian Luar Negeri RI untuk dapat diangkut menuju Jeddah,” kata Marsekal Fadjar di Lanud Halimperdanakusuma, Jakarta, Senin.
Sebanyak 15 WNA yang diangkut Tim Evakuasi TNI dari Port Sudan menuju Jeddah, di antaranya berasal dari Australia, Sudan, dan Djibouti.
“Syukur Alhamdulilah pelaksanaan penjemputan warga negara dan saudara-saudara kita ini berjalan lancar. Ini adalah berkat hasil kerja sama semua pihak, khususnya Kementerian Luar Negeri melalui kedutaan di sana dan KBRI Jeddah serta TNI yang bertugas di sana,” kata Kasau.
Konflik bersenjata pecah di Sudan sejak 15 April antara militer Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF). Ketegangan mulai muncul saat ada upaya melebur RSF menjadi bagian dari militer Sudan.
Pertempuran terjadi sebagian besar di Ibu Kota Sudan, Khartoum, dan meluas ke wilayah sekitar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan akibat konflik bersenjata itu lebih dari 400 orang meninggal dunia, dan lebih dari 4.000 warga luka-luka.
Misi evakuasi WNI di Sudan berlangsung saat militer Sudan dan kelompok paramiliter menyepakati gencatan senjata selama beberapa hari yang pada 30 April 2023 diperpanjang sampai selama 72 jam.
Baca juga: Kemlu: Pemerintah masih berupaya keluarkan 6-8 WNI dari Sudan
Baca juga: Sekjen PBB segera kirim utusan kemanusiaan ke Sudan
Baca juga: Kedatangan 75 WNI di Lanud Halim tutup misi TNI evakuasi WNI di Sudan
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023