"Karena momentum (macet) seperti ini juga merupakan sebuah berkah tersendiri bagi masyarakat yang mencari rezeki dari berjualan," kata Iman dalam keterangannya di Bogor, Minggu.
Pernyataan itu ia sampaikan ketika menanggapi banyaknya pedagang asongan dadakan di Jalur Puncak selama libur Lebaran 1444 Hijriah.
"Bukanlah sebuah masalah selama tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas kendaraan di Kawasan Puncak ini," ujarnya.
Meski begitu, kata dia, Kepolisian tetap berupaya memecah kepadatan volume kendaraan di Jalur Puncak, salah satunya dengan memberlakukan rekayasa lalu lintas baik sistem ganjil genap kendaraan dan sistem satu arah atau one way.
"Upaya-upaya yang kita lakukan ini merupakan sebagai langkah untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas di Kawasan Puncak, dalam pelaksanaan pendorongan arus kendaraan menuju one way yang kita lakukan tadi pun dapat berjalan dengan baik dan teratasi," jelas Iman.
Sebelumnya, KBO Satlantas Polres Bogor, Iptu Ardian Novianto mengatakan bahwa Kepolisian melanjutkan penerapan rekayasa lalu lintas di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hingga libur panjang atau long weekend peringatan Hari Buruh pada Senin, 1 Mei 2023.
Ia menjelaskan, rekayasa lalu lintas tersebut diterapkan untuk mengurai kepadatan volume kendaraan seperti yang terjadi selama libur Lebaran 1444 Hijriah.
Kepolisian mencatat sebanyak 430.066 kendaraan memasuki kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, selama momentum libur Lebaran pada Selasa (18/4) hingga Senin (24/4).
"Sebanyak 430.066 kendaraan terdiri atas 166.995 kendaraan roda dua, 259.244 kendaraan roda empat, dan 3.827 bus," papar Ardian.
Volume kendaraan di Jalur Puncak meningkat drastis setelah hari H Lebaran. Paling banyak terjadi pada hari Senin (24/4) yang mencapai 83.313 kendaraan. Sedangkan paling sedikit yaitu sebelum Lebaran, tepatnya pada hari Rabu (19/4), 48.593 kendaraan.(KR-MFS)
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023