Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengajak warganya mempromosikan tari mistis Seblang Olehsari menggunakan gawainya masing-masing dan diunggah ke media sosial.
"Semua yang punya gawai (smartphone) ayo dikeluarkan. Kita bagikan tari mistis Seblang Olehsari ini di media sosial. Kita tunjukkan keunikan budaya yang ada di Banyuwangi," ujar Bupati Ipuk saat menghadiri penutupan ritual tari mistis Seblang Olehsari di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu.
Menurut Ipuk, tari mistis Seblang Olehsari adalah salah satu budaya dan tradisi adat masyarakat Osing dalam mewujudkan rasa syukurnya.
"Budaya ini harus terus dilestarikan, sehingga tidak hanya menjadi tradisi masyarakat Desa Olehsari saja, tetapi juga bisa dinikmati wisatawan," ujarnya.
Prosesi ritual tari mistis Seblang Olehsari berlangsung selama tujuh hari, sejak Senin (24/4) hingga Minggu (30/4). Penutupan ritual merupakan salah satu rangkaian gelaran Banyuwangi Festival 2023.
Bupati Ipuk juga turut membeli "kembang dermo" yang konon dipercaya sebagai sebuah media untuk tolak balak, mengusir penyakit, keselamatan maupun keberuntungan.
Baca juga: Disbud DIY sebut "Jogja Joged 2023" perkuat ekosistem tari nasional
Bunga itu ditancapkan di sebatang bambu kecil yang terdiri tiga kuntum bunga yang terdiri dari bunga wongso, bunga sundel, dan pecari kuning.
"Tadi saya tanya apa makna kembang dermo kepada ketua adat, katanya selain sebagai simbol menolak bala. Bunga ini juga dipercaya mengundang jodoh. Untuk itu saya doakan pengunjung yang hingga saat ini selalu gagal dalam percintaan agar bisa cepat dapat jodoh," kata Ipuk.
Para pengunjung yang hadir juga berebut membeli kembang tersebut, salah satunya Thomas Paradito (25), warga Grogol, Jakarta. Dia mengaku membeli kembang dermo untuk dirinya sendiri.
"Semoga pulang dari sini saya bisa segera mendapat jodoh," kata Pradito.
Prosesi ritual penutupan Seblang Olehsari cukup sakral dan membuat semua penonton ikut larut dalam acara ini. Prosesi penutupan Seblang Olehsari ini diawali seorang pawang dengan membawa penari ke arena untuk dipasangkan mahkota omproknya.
Selanjutnya para pawang membacakan mantra-mantra sembari diiringi gending Seblang Lukinto, yang dipercaya sebagai sarana roh masuk ke dalam tubuh sang penari.
Sang penari bukanlah orang sembarangan. Ia harus seorang gadis yang memiliki hubungan darah dengan para penari Seblang sebelumnya. Sang penari Seblang kali ini bernama Dwi Putri Ramadani (19).
Pada prosesi terakhir ini, selain menari prosesi juga dilanjutkan dengan dengan Ider Bumi. Penari bersama para pawang, sinden, dan seluruh perangkat keliling desa menuju empat penjuru yang dianggap sebagai tempat bermula Desa Olehsari berdiri, hingga ke makam Mbah Buyut Ketut.
"Dengan melakukan prosesi Seblang selama tujuh hari, segala bencana dan keburukan telah hilang dari desa kami. Kami percaya Seblang untuk menolak bala dan sebagai tradisi nenek moyang untuk membersihkan desa," ujar Ketua Sesepuh Adat Seblang Olehsari Banyuwangi, Ansori.
Baca juga: Tari Seblang, Aroma Mistis Penanti Regenerasi
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023