Seoul (ANTARA) - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyebut Deklarasi Washington, yang diadopsi dalam pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden, sebagai kesepakatan yang lebih efektif daripada sejumlah kesepakatan multilateral dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kata juru bicara kepresidenan Lee Do Woon.
Menurut Yoon, deklarasi itu lebih baik karena adanya uraian terperinci terkait kewajiban suatu negara di bidang pertahanan.
"Presiden menjelaskan bahwa Deklarasi Washington lebih efektif bila dibandingkan dengan berbagai kesepakatan NATO karena deklarasi tersebut diadopsi secara 'one-on-one'," kata Lee menjelaskan.
Dia juga mengatakan bahwa deklarasi tersebut merupakan kali pertama konsep pencegahan yang diperluas (extended deterrence) ditetapkan dalam pernyataan tertulis ketimbang dinyatakan secara lisan.
Pada Rabu (26/4), Yoon dan Biden bertemu dan mengadopsi Deklarasi Washington yang akan menjadi fondasi mekanisme konsultasi bilateral secara reguler yang disebut dengan US-South Korean Nuclear Consultative Group tentang extended deterrence dan perencanaan strategis.
Pertemuan itu juga menghasilkan jaminan dari AS untuk segera mengerahkan "seluruh kekuatan aliansi", termasuk senjata nuklir, bila terjadi serangan nuklir dari Korea Utara.
AS meyakinkan Korsel bahwa pihaknya akan mengerahkan segala cara, termasuk penggunaan senjata nuklir, bila terjadi agresi oleh Korut, dan bahkan berjanji untuk mengirimkan kapal selam pembawa rudal nuklir ke Semenanjung Korea.
Pada Jumat (28/4), Presiden Yoon menyatakan dalam pidatonya di Harvard Kennedy School, Cambridge, Massachusetts, bahwa deklarasi tersebut mesti dilihat sebagai "versi terbaru" dari Perjanjian Pertahanan Bersama 1953 yang ditandatangani Korsel dan AS menyusul Perang Korea pada 1950-1953.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Utusan khusus Korsel-AS bahas ancaman nuklir Korut di Seoul
Baca juga: Rusia: Kesepakatan nuklir AS-Korsel akan rusak stabilitas global
Penerjemah: Tegar Nurfitra
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023