Depok (ANTARA) - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mendatang dapat digunakan untuk merealisasikan berbagai kesepakatan dalam forum G20 di level regional, kata seorang akademisi dari Universitas Indonesia (UI), Minggu (30/4).
"Misalnya soal kerja sama transisi energi," kata Sekretaris Eksekutif Pusat Studi ASEAN Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Shofwan Al Banna Choiruzzad.
Menurut dia, Indonesia memiliki modal leverage yang bagus karena berhasil menyelenggarakan KTT G20 tahun lalu.
Dia mengatakan tidak dapat dipungkiri bahwa situasi hubungan internasional di kawasan Indo-Pasifik sedang sangat rentan, ketika persaingan antara Amerika Serikat dan China sangat kuat.
"Namun, kita perlu keluar dari imajinasi sempit 'great power rivalry'. Meski punya berbagai perbedaan, semua negara berkepentingan dengan stabilitas kawasan (itu)," katanya.
Dalam konteks ini lanjut Shofwan, ASEAN dalam kepemimpinan Indonesia perlu menegaskan sentralitasnya sehingga kita tidak terjebak dalam persaingan negara-negara besar.
KTT ASEAN 2023 akan diselenggarakan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 9-11 Mei.
Baca juga: Dekan UP: Pariwisata ASEAN bisa saling terkoneksi
Baca juga: Akademisi: Keketuaan ASEAN Indonesia berada pada titik sejarah penting
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023