Tunis (ANTARA) - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mencatat sedikitnya 20.000 orang telah mengungsi ke timur Chad sejak pecah pertempuran di Sudan sekitar dua pekan lalu.

"Sebagian besar orang yang mengungsi ke Chad membutuhkan bantuan kemanusiaan yang mendesak seperti makanan, air, dan tempat tinggal," kata Kepala Misi IOM di Chad Anne Kathrin Schaefer dalam sebuah pernyataan, Kamis (27/4).

Dia mengatakan bahwa IOM mencatat kedatangan orang, yang sebagian besar merupakan warga negara Chad atau Sudan, atau dari negara lain.

Agen-agen IOM bekerja siang dan malam di sepanjang perbatasan sepanjang 1.400 kilometer dan bekerja sama dengan Badan Pengungsi PBB (UNHCR) di tiga pusat pengungsian.

IOM juga akan membantu proses konsuler para pengungsi, kata Schaefer.

Berdasarkan data PBB, Sudan menampung 1,3 juta migran --yang merupakan rekor tertinggi.

Karena letak geografisnya yang tepat di sebelah selatan Libya, Chad adalah salah satu poros utama jalur migrasi di Afrika.

“Masyarakat internasional harus segera meningkatkan dukungan keuangannya untuk membantu kami memberikan respons cepat terhadap kebutuhan yang terus meningkat, dalam hal bantuan logistik dan operasional, serta bantuan perlindungan, kesehatan, kesehatan mental, dan psikososial,” ujar Schaefer.

Sedikitnya 460 korban tewas di Sudan dan lebih dari 4.000 orang terluka dalam bentrokan antara tentara dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF), sejak konflik mulai berkobar pada 15 April, menurut Kementerian Kesehatan Sudan.


Sumber: Anadolu

Baca juga: Warga AS terjebak di Sudan merasa ditelantarkan

Baca juga: Pekan ketiga perang di Sudan, serangan udara terdengar di Khartoum

385 WNI asal Sudan tiba di Indonesia

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023