Ankara (ANTARA) - Turki telah mengevakuasi 1.834 orang, yang 249 orang di antaranya adalah warga dari 19 negara berbeda, dari Sudan yang dilanda konflik.
"Kami berkomunikasi dengan semua warga kita yang ingin pulang," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada stasiun televisi TRT Haber, Jumat (28/4).
Menurut sumber diplomatik Turki, Cavusoglu juga berbicara melalui sambungan telepon dengan komandan kelompok paramiliter Sudan, Pasukan Dukungan Cepat (RSF), Mohammed Hamdan Dagalu guna mendiskusikan evakuasi warga Turki.
Pada Kamis (27/4), Turki mengerahkan lima pesawat angkut militer, termasuk dua pesawat A400M, untuk mengevakuasi warganya yang tersisa di Sudan.
Kementerian Pertahanan Nasional Turki pada Jumat pagi mengumumkan bahwa pesawat evakuasi C-130 Turki, yang menuju ke Pangkalan Udara Wadi Seidna untuk menjalankan evakuasi, tertembak senjata ringan.
Mengenai upaya untuk mengakhiri konflik di Sudan, Cavusoglu mengatakan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Burak Akcapar akan berangkat ke Sudan untuk menjalankan misi mediasi minggu depan.
Gencatan senjata yang mulai berlaku pada Selasa tengah malam (25/4) adalah upaya terbaru untuk menghentikan pertempuran di Sudan, yang berkobar sejak 15 April 2023.
Sedikitnya 460 korban tewas dan lebih dari 4.000 terluka dalam bentrokan antara tentara dan kelompok paramiliter sejak konflik bergulir, menurut Kementerian Kesehatan Sudan.
Ketidaksepakatan telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir antara tentara dan paramiliter mengenai reformasi keamanan militer.
Menurut reformasi, RSF diharapkan memiliki partisipasi penuh dalam militer.
Partisipasi seperti itu menjadi salah satu masalah utama dalam negosiasi dengan pihak internasional dan regional untuk mewujudkan transisi menuju pemerintahan sipil dan demokratis Sudan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Negara-negara yang sibuk mengevakuasi warganya dari Sudan
Baca juga: Panglima akui ada potensi ancaman saat evakuasi WNI di Sudan
Sekjen PBB: Konflik Sudan berpotensi menular ke kawasan lain
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023