Lebak (ANTARA) - Sebanyak 1.224 warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak setelah merayakan ritual tradisi "Seba" atau berkunjung silaturahmi kepada Bupati Iti Octavia Jayabaya bersama pejabat daerah, Jumat (28/) malam, melanjutkan ke Gubernur Banten.

"Kita wajib Seba ke Gubernur Banten," kata Pemuka Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak Jaro Saija dalam keterangan di Lebak, Sabtu.

Pelaksanaan upacara ritual perayaan Seba dilaksanakan Sabtu pukul 20.00 WIB dengan Pj Gubernur Banten bersama pejabat setempat.

Saat ini, masyarakat Badui Luar menuju perjalanan ke Kota Serang sebagai Ibukota Provinsi Banten dengan menggunakan belasan angkutan truk.

Sedangkan, kata Jaro Saija, untuk masyarakat Badui Dalam sebanyak 42 orang perwakilan Kampung Cibeo, Cikeusik dan Cikawartana tetap berjalan kaki sepanjang 40 kilometer dari Rangkasbitung - Kota Serang.

Masyarakat Badui pukul 06.00 WIB sudah berangkat dan tiba di Kota Serang pukul 13.00 WIB.


Sebab, ujar dia, masyarakat Badui Dalam pergi kemana pun berjalan kaki sesuai aturan lembaga adat.

"Kita berharap pelaksanaan upacara ritual Seba dengan Gubernur Banten berjalan lancar," kata Jaro Saija.

Menurut dia, perayaan Seba yang dilaksanakan masyarakat Badui setiap tahun sekali itu wajib dilaksanakan untuk mengunjungi semua bupati dan gubernur sebagai kepala daerah.

Perayaan ritual adat tersebut sudah berlangsung ratusan tahun yang dilaksanakan nenek moyangnya untuk kesetiaan dan kepatuhan serta kecintaan terhadap pemerintah dan aparat penegak hukum.


Masyarakat Badui dengan penduduk 11.600 jiwa tersebar di 58 perkampungan hingga kini masih terpelihara dan terjaga untuk melaksanakan perayaan adat tersebut.
Apabila, hubungan itu terjalin dengan baik tentu akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat Badui.

Baca juga: Tokoh Badui sebut perayaan "Seba" doakan kehidupan damai dan rukun

Masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak wajib melaksanakan Seba, karena perintah nenek moyang dengan membawa hasil komoditas pertanian ladang untuk diserahkan kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten sebagai ungkapan rasa syukur.

"Kami jika tidak melaksanakan perayaan Seba dikhawatirkan terkena musibah bencana alam,"kata Mursyid.

Sementara itu, Tokoh Badui Dalam Ayah Mursyid mengaku dirinya untuk merayakan upacara Seba dengan berjalan kaki menempuh perjalanan sekitar 100 kilometer dari tempat kediaman menuju Provinsi Banten.

"Kami sebagai tokoh masyarakat Badui Dalam melarang naik angkutan maupun memiliki handphone dan jika larangan itu diabaikan maka akan dikeluarkan oleh adat menjadi warga Badui penamping atau Badui Luar,"kata Ayah Mursyid.

Mursyid mengatakan, meski perjalanan begitu jauh dengan berjalan kaki, namun bahagia dan senang mengikuti perayaan Seba, karena memiliki kandungan makna untuk menjalin silaturahmi dengan kepala daerah dan pejabat setempat.

Dalam perayaan itu, nantinya bisa mengeluarkan aspirasi dan keluhan masyarakat Badui kepada pemerintah setempat, sehingga bisa mencari jalan terbaik untuk kesejahteraan.

"Kami tahun ini merasa bahagia dan senang setelah masyarakat Badui ditetapkan sebagai desa adat oleh Gubernur Banten,"kata Ayah Mursyid.


Baca juga: Ribuan warga Badui "turun gunung" rayakan Seba di Pendopo Lebak
Baca juga: Perayaan "Seba Badui" di Lebak targetkan dikunjungi 30 ribu wisatawan

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023