Washington (ANTARA News) - Ada gumpalan darah beku di kepala Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton, namun tidak sampai menimbulkan stroke atau kerusakan neurologis, dan dokter mengatakan ia akan segera pulih.
Dalam satu pernyataan yang mengungkapkan lokasi darah beku di kepala Hillary, dokter mengatakan itu berada di dalam vena sebuah ruang di antara otak dan tengkorak di belakang telinga kanan, kata satu laporan Times baru-baru ini.
Dia sedang diobati dengan pengencer darah untuk membantu melarutkan bekuan, para dokter mengatakan akan memberikan obat setelah dosis obat ditentukan.
Hillary Clinton (65), membuat kemajuan yang sangat baik dan dalam semangat yang baik, Dr Lisa Bardack dari Mt Kisco Medical Group dan Dr Gigi El-Bayoumi dari Universitan Washington mengatakan dalam satu pernyataan.
Hillary sudah dua hari di sebuah rumah sakit di New YOrk, mengalami darah beku setelah gegar otak yang dideritanya pada Desember. Dia pingsan, jatuh dak kepalanya terbentur di rumahnya ketika berjuang melawan virus di perutnya, kata juru bicara Hillary.
Hillary tidak muncul ke publik sejak 7 Desember.
Juru bicara Hillary, Phillipe Reines, mengatakan bahwa para dokter menemukan gumpalan darah pada Minggu saat melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap gegar otak yang diderita Hillary.
Sakit Hillarry telah memunculkan banyak spekulasi politik karena pada 20 Desember ia seharusnya memberikan keterangan kepada Kongres mengenai serangan mematikan terhadap misi diplomatik AS di Benghazi, Libya.
(*)
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013