Saya mengambil barang dari teman sebanyak 24 lusin, kalau tidak habis saya kembalikan."

Jakarta (ANTARA News) - Sebuah gerobak bertuliskan "es doger" yang biasa digunakan Didi Nuriadi (40) disulap menjadi tempat berjualan terompet di malam tahun baru 2013.

Berbagai jenis terompet dijual seperti terompet tiup dan terompet yang dipompa dengan tangan.

Bagi Didi Nuriadi (40) momen pergantian tahun baru itu merupakan waktu untuk mendapatkan rejeki lebih banyak dari menjual terompet.

"Saya aslinya menjual es doger, tapi karena malam tahun baru saya beralih sementara jual terompet," kata Didi saat ditemui di depan bundaran Hotel Indonesia, di Jakarta, Senin.

Didi memang sehari-hari merupakan penjual es doger di Gedung MNC Tower. Dia beralih menjual terompet untuk memanfaatkan malam pergantian tahun.

Bersama istri dan anak terakhirnya, Didi menjual terompet di bundaran HI. Didi tidak sendiri, ada puluhan penjual terompet di sekitar wilayah tersebut.

"Baru tahun ini saya mencoba jual terompet. Namanya juga cari peluang," ujarnya.

Istrinya, Imas Dede (43) mengatakan berharap momen pergantian tahun dia dan suaminya dapat berkah yang besar. Karena menurut dia saat suaminya berdagang es doger minimal omzet yang didapatkannya hanya Rp50.000, sedangkan ketika ramai bisa beromset Rp200.000.

"Kami berharap tidak hujan sehingga dagangan kami laku," kata Imas.

Menurut Didi, baru dari hari Minggu (30/12) dirinya berjualan terompet. Sudah sekitar 100 buah terompet menurut dia sudah terjual sejak Minggu (30/12).

"Saya mengambil barang dari teman sebanyak 24 lusin, kalau tidak habis saya kembalikan," katanya.

Pria asal Cirebon itu menjual terompetnya dengan harga Rp20.000-Rp25.000 per buah, sedangkan harga yang dia beli dari temannya adalah Rp15.000 per buah.

Setelah perayaan tahun baru, Didi harus kembali ke pekerjaan aslinya, yaitu berdagang es doger. Dia pun harus menghidupi satu istri dan lima anaknya dari hasil berdagang, dan terkadang istrinya kerja serabutan untuk menambah penghasilan Didi.

"Terkadang istri saya kerja untuk menambah pemasukan rumah tangga kami," kata pria yang memiliki dua anak perempuan dan tiga anak laki-laki.

Sementara itu, Kusman (45) mengaku setiap malam tahun baru menjual terompet. Dan tahun ini dia merasa senang dengan penerapan Car Free Night oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Biasanya saya jualan terompet di Monas, tetapi karena ada Car Free Night saya bisa bebas berjualan di HI," kata Kusman.

Menurut dia sejak pagi hari Senin (31/12) dia baru menjual 15 buah terompet. Dan dia berharap hingga malam pergantian tahun dagangannya habis. "Saya membawa tujuh lusin," katanya.

Pria berambut pajang sebahu itu mengatakan, hampir setiap ada pertandingan bola, dirinya selalu menjual terompet untuk memeriahkan pertandingan.

"Minimal saya menjual 200 buah kalau ada pertandingan," katanya.

Sebuah terompet pompa tangan dia beli dengan harga Rp13.500 dan dijual dengan harga Rp20.000. Dia yakin tahun ini penjualan terompetnya akan meningkat dibandingkan tahun lalu.

Kusman mengambil barang dagangannya dari Pasar Pagi Jakarta dengan jumlah yang disesuaikan dengan modal yang dimilikinya.

Malam pergantian tahun baru di Bundaran Hotel Indonesia, memang memanjakan pengunjung dengan suguhan pesta kembang api dalam berbagai macam jenis. Intensitas kembang api yang disuguhkan semakin meningkat menjelang detik-detik pergantian tahun.

Saat itu, Kusman dan Didi masih tetap berjualan meskipun kondisi di jalanan sekitar bundaran HI disesaki ratusan orang. Hujan gerimis yang turun sepanjang acara malam pergantian tahun tidak mampu membuat kedua orang itu beranjak dari tempatnya, karena mereka tetap berdiri dengan dagangan yang ditutupi plastik transparan agar tetap dilihat pengunjung tetapi tidak dimasuki air hujan.

Di malam pergantian tahun baru 2013, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar acara Jakarta Night Festival dengan mendirikan 16 panggung untuk berbagai pementasan seni musik dan budaya di sepanjang jalan Sudirman dan jalan MH Thamrin.

Selain itu, Polda Metro Jaya juga memberlakukan malam bebas berkendaraan pada perayaan pergantian tahun baru di sepanjang Jalan Sudirman sampai Thamrin, sejak pukul 21.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB esok harinya.

Car Free Night, tahun baru, dan terompet merupakan tiga hal yang saling terkait. Tanpa terompet perayaan tahun baru akan hambar, dan tanpa Car Free Night daya tarik malam pergantian tahun baru akan datar saja.

Warga Jakarta tampak ceria menyambut tahun baru 2013, seakan optimistis tahun berikutnya itu, Jakarta membawa keberkahan bagi warganya.

(I028/B013)

Oleh Imam Budilaksono
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013