Taipei (ANTARA News) - Penyanyi dan penggubah lagu Taiwan, Hou Dejian, disambut dengan "hamparan karpet merah" ketika ia membelot ke China pada puncak karirnya pada 1983. Namun China mengusir idola jutaan orang itu karena mendukung protes pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen pada 1989, yang dibubarkan dengan keras oleh pasukan China dan barisan tank dengan korban yang banyak di pihak pengunjukrasa pada 4 Juni. Tanggal 3 Juni ini, penggubah lagu berusia 49 tahun itu yang kemudian banting stir menjadi sineas berharap sebuah film fantasi bela diri senilai dengan biaya 66 juta dolar yang skenarionya ditulisnya sendiri akan membantu mengakhiri penguculian dirinya dari China Daratan. Beberapa hari sebelum tindakan keras pasukan China di Tiananmen, Hou bergabung dengan tiga sahabat China-nya dalam aksi mogok makan untuk mendukung unjukrasa para mahasiswa. Akhirnya, Hou diberikan pilihan oleh pihak berwenang China - kembali ke Taiwan atau masuk penjara. Ia memilih yang terakhir dan dimasukkan ke kapal penangkap ikan dan dideportasi. Sekalipun film berbahasa Inggris yang akan digarapnya, "Lady White Snake", ditujukan untuk penonton Barat, Hou berharap film itu akan ditayangkan di seluruh China menjelang Olimpiade Beijing 2008. "Saya berharap alan kembali bila film ini diputar di China Daratan. Kuncinya apakah saya akan kembali adalah sikap Beijing," kata Hou, chairman Equinox Film Co. Ltd., kepada Reuters di Taipei. (*)
Copyright © ANTARA 2006