Asisten Administrasi Umum Setda Kalimantan Tengah Sri Suwanto di Palangka Raya, Jumat, menjelaskan berdasarkan informasi dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Indonesia (BRGMI) untuk wilayah Kalimantan Tengah terdapat kawasan hutan gambut (KHG) yang terprediksi memiliki status kekeringan-kerentanan kategori bahaya (kering/mudah terbakar) di KHG Sungai Buluh Besar-Sungai Seruyan.
Baca juga: Tangani karhutla dan banjir, Kalteng anggarkan Rp100 miliar
Baca juga: Pemprov Kalimantan Tengah harapkan dukungan pusat cegah karhutla
"Berdasarkan surat BRGMI, Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah yang terdampak dari kerawanan kebakaran hutan, khususnya daerah-daerah yang ada gambutnya," katanya.
Pulang Pisau dan Kapuas juga merupakan kabupaten di Kalimantan Tengah yang mempunyai kawasan gambut luas dan dalam, sehingga rentan terhadap karhutla.
Dia menjelaskan terlebih dalam beberapa waktu terakhir wilayah Kalimantan Tengah termasuk di wilayah Asia Tenggara yang terkena gelombang panas.
"Untuk itu langkah sinergi pencegahan karhutla terus diupayakan dalam mengantisipasi potensi kerawanan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah. Perlu pengawasan, khususnya oleh BRGM yang betul-betul tupoksinya ada di daerah, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan serta instansi terkait lain," katanya.
Adapun sebagai langkah pemantapan upaya antisipasi karhutla, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga telah melaksanakan rapat pembahasan tindak lanjut penyampaian informasi kerawanan kebakaran dari BRGMI tersebut.
Disampaikan sejumlah data dan grafik di wilayah kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah sejak 1 Januari hingga 26 April 2023. Di antaranya data sebaran hotspot Aqua/Terra, Noaa dan Snpp tercatat total titik panas se-Kalteng sebanyak 535 titik.
Baca juga: Kalteng antisipasi karhutla menjelang puncak kemarau
Berdasarkan data tersebut, wilayah Sukamara memiliki titik panas terbanyak dengan 99 titik, disusul Kotawaringin Timur dan Katingan masing-masing sebanyak 83 titik.
Selanjutnya, data kejadian kebakaran hutan dan lahan tercatat sebanyak 58 kali. Berdasarkan data tersebut, kejadian tertinggi di wilayah Barito Utara sebanyak 15 kali, Kotawaringin Timur sebanyak 11 kali, serta Sukamara sebanyak 8 kali.
Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023