Jakarta (ANTARA) - Fase pertama dari proyek pembangkit listrik terbarukan di Gurun Tengger di Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut, telah terhubung ke jaringan listrik dan mulai menghasilkan listrik pada Rabu (26/4), ujar China Energy Investment Corporation (China Energy) sebagai operator proyek tersebut.
Fase pertama dari proyek China Energy tersebut sepenuhnya beroperasi menggunakan tenaga fotovoltaik dengan kapasitas terpasang satu juta kilowatt, kata perusahaan itu.
Pembangkit listrik tersebut diperkirakan akan menghasilkan 1,8 miliar kilowatt-jam tenaga surya setiap tahunnya, memenuhi permintaan 1,5 juta rumah tangga.
Pembangkit listrik tersebut menjadi pembangkit pertama dari proyek tenaga surya dan bayu China yang direncanakan akan dibangun di Gurun Gobi serta gurun atau daerah gersang lainnya di negara itu. Menurut China Energy, proyek tersebut dirancang untuk beroperasi dengan tenaga bayu dan fotovoltaik.
Proyek itu memiliki total kapasitas terpasang 13 juta kilowatt dan investasi senilai lebih dari 85 miliar yuan (1 yuan = Rp2.150).
China berencana meningkatkan kapasitas gabungan dari tenaga bayu dan surya menjadi 1,2 miliar kilowatt pada 2030 nanti, dengan tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit-pembangkit listrik tenaga bayu dan fotovoltaik besar di Gurun Gobi maupun gurun atau daerah gersang lainnya di negara tersebut mencapai total 455 juta kilowatt.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023