Kontributor yang juga jadi penopang kinerja BRI adalah Fee Based Income yang mampu tumbuh 11,45 persen secara tahunan atau senilai Rp5,08 triliun selama tiga bulan
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRI mencatat pertumbuhan pendapatan berbasis komisi atau Fee Based Income (FBI) sebesar 11,45 persen pada kuartal I-2023, yaitu menjadi Rp5,08 triliun dari yang sebelumnya sebesar Rp4,56 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
“Kontributor yang juga jadi penopang kinerja BRI adalah Fee Based Income yang mampu tumbuh 11,45 persen secara tahunan atau senilai Rp5,08 triliun selama tiga bulan,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers yang dipantau secara virtual di Jakarta, Kamis.
Menurut Sunarso, kontributor utama pertumbuhan pendapatan berbasis komisi BRI adalah meningkatnya jumlah agen BRILink serta peningkatan transaksi aplikasi digital BRImo.
Per Maret 2023, jumlah agen BRILink telah melebihi 650 ribu agen dengan nilai transaksi Rp325,65 triliun.
Di sisi lain, nilai transaksi BRImo telah mencapai Rp884 triliun dengan jumlah pengguna mencapai 26,3 juta. Nilai transaksi BRImo pada kuartal I-2023 tumbuh sebesar 99,07 persen secara tahunan. Pada kuartal I-2022, BRI mencatat nilai transaksi BRImo sebesar Rp471 triliun dengan 16,1 juta pengguna.
BRI optimistis dengan pemanfaatan transaksi digital yang terlihat makin diminati oleh para nasabah, terutama pada segmen mikro dan ultramikro. BRI memproyeksikan tren tersebut akan terus berlanjut sepanjang 2023.
Oleh karena itu, lanjut Sunarso, BRI mendorong peningkatan penetrasi layanan keuangan atau inklusi keuangan dengan Hybrid Bank Business Model.
Pada segmen mikro dan ritel, BRI mendorong optimalisasi transaksi keuangan melalui platform digital seperti BRImo dan BRI API. Sementara di segmen wholesale, BRI mengembangkan platform pembayaran digital terintegrasi bernama Qlola.
Platform Qlola menyediakan akses menyeluruh terhadap layanan wholesale banking BRI, seperti layanan Cash Management, Trade Finance, Supply Chain Management, Foreign Exchange, Investment Service, dan Financial Dashboard.
Melalui berbagai strategi tersebut, BRI mampu mencetak pertumbuhan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) dengan rasio sebesar 64,53 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 63,63 persen. Penghimpunan dana murah tersebut berdampak pada pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI sebesar Rp1.255,45 triliun hingga akhir Maret 2023. Angka tersebut naik 11,45 persen dari capaian Maret 2022 yang sebesar Rp1.126,50 triliun.
Baca juga: Bank BRI bukukan laba Rp15,56 triliun pada kuartal I-2023
Baca juga: Perbankan ajak nasabah di Bali transaksi digital saat libur Lebaran
Baca juga: BRI optimis Indonesia aman dari dampak gejolak ekonomi global
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023