"Baru DAS Barito yang selesai penyusunan rencana terpadunya."
Banjarmasin (ANTARA News) - Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Wilayah Kalimantan Selatan (DAS Kalsel) dan Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat di Kalsel memiliki 550 lokasi bencana banjir yang harus diwaspadai, terutama pada puncak musim penghujan 2013.
Kepala Seksi Kelembagaan BP-DAS Kalsel, Sutisna, di Banjarmasin, Senin, mengatakan bahwa jumlah lokasi bencana tersebar pada 82 kecamatan pada 13 kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan.
"Dari 13 kabupaten dan kota, daerah yang paling parah dan rawan terhadap banjir adalah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU)," katanya.
Data tersebut disampaikan Sutisna pada dialog akhir tahun yang diselenggarakan Jurnalis Pena Hijau Indonesia bersama dengan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas), BP-DAS, Nadan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalsel bertema "Kalsel menghadapi tahun bencana".
Menurut Sutisna, banyaknya titik bencana banjir tersebut karena kondisi lingkungan Kalsel yang semakin memburuk, sehingga bencana banjir hampir terjadi dalam setiap tahun, bahkan intensitasnya terus meningkat.
Hal itu terjadi, dikemukakannya, karena kemampuan DAS mulai dari hulu hingga hilir untuk menampung dan mengalirkan air sungai sudah tidak normal lagi.
Laju pembukaan lahan, menurut dia, tidak sebanding dengan laju tutupan lahan kritis yang disebabkan oleh pertambangan, pembalakan liar, alih fungsi lahan seperti lahan tutupan baik itu rawa dan lainnya dengan perkebunan sawit.
"Berapa pun lahan kritis yang kita upayakan untuk ditanami kembali tidak mampu membenung laju pertumbuhan lahan kritis yang ada di Kalsel," katanya.
Kondisi tersebut, dikatakannya, menyebabkan jumlah luasan lahan kritis dari tahun ke tahun terus bertambah signifikan, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah konkret dari seluruh pihak.
Pada 2003, kata Sutisna, jumlah lahan kritis sekitar 550.000 hektare, dan pada 2009 menjadi 761.000 hektare.
Untuk mengantisipasi agar kondisi DAS tidak semakin parah, kata dia, pihaknya telah menyusun rencana pengolahan DAS secara terpadu bersama dengan dinas dan instansi terkait yang berkepentingan dengan DAS, antara lain kehutanan, pertanian, BLHD, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Saat ini, kata dia, terdapat dua DAS prioritas yang akan dilakukan perbaikan secara terpadu, yaitu DAS Barito dan DAS Tanah Batu Licin.
"Namun, baru DAS Barito yang selesai penyusunan rencana terpadunya, baik itu program dan pembiayaannya," katanya.
Tetapi, tambah dia, saat ini rencana pengelolaan terpadu tersebut belum bisa dilakukan, karena masih harus dilakukan koordinasi dengan pihak terkait lainnya, untuk pembahasan lebih detail.
(T.U004/M009)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012