Bagdad (ANTARA News) - Pejabat kedutaanbesar Rusia di Bagdad hari Sabtu menyatakan satu diplomatnya tewas dan empat karyawannya diculik, kata kantor berita Rusia Interfax. "Kami memastikan bahwa satu diplomat tewas dan empat diculik," kata Interfax mengutip keterangan pejabat kedutaanbesar itu, yang tidak disebut namanya. Sumber Kementerian Dalam Negeri dan polisi Irak, yang dikutip kantor-kantor berita transnasional, sebelumnya menyatakan orang bersenjata membunuh petugas kedutaanbesar Rusia dan menculik empat orang lain. Sumber kementerian itu menyatakan orang bersenjata dalam tiga mobil, termasuk satu minibus, menghalangi jalan dekat kedutaanbesar itu di kabupaten Mansur di Bagdad barat, tempat korban berjalan dan kendaraannya ditembaki, menewaskan satu orang dan menculik empat lain. Yang diculik ialah tiga karyawan kedutaanbesar tersebut dan satu diplomat tingkat tinggi, kata kantor berita Itar-Tass. Kementerian dalam negeri menyiagakan polisi untuk mencari satu mobil dan minibus buatan Korea dengan empat orang asing di dalamnya. Banyak kedutaanbesar bertempat di Mansur. Diplomat dan orang asing lain di Irak sering menjadi sasaran penculikan dan serangan sejak balatentara pimpinan Amerika Serikat menyerbu tiga tahun lalu untuk menumbangkan pemerintah Presiden Saddam Hussein. Bulan lalu, kelompok keras menculik diplomat Keamiran Arab Bersatu di Bagdad, tapi membebaskannya dua pekan kemudian. Kuasa usaha Aljazair dan diplomat lain tewas di Mansur bulan Juli 2005, sementara kuasa usaha Bahrain cedera pada bulan sama.Diplomat atau karyawan kedutaanbesar Jepang, Iran, Jerman dan Amerika Serikat juga tewas dalam tiga tahun terahir. Menurut kementerian luar negeri Irak, 45 perwakilan diplomatik bergiat di negeri itu. Lebih dari 200 warga negara asing, termasuk sejumlah diplomat Arab dan pekerja asing, serta ribuan warga Irak diculik sejak serangan pimpinan Amerika Serikat atas Irak tahun 2003. Pada 2005, gerilyawan Alqaida di Irak membunuh diplomat Mesir di Bagdad, dua utusan Aljazair, dan dua karyawan kedutaanbesar Maroko. Gerilyawan sering mengancam untuk membunuh diplomat Arab jika negara mereka mengakui pemerintah Irak.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006