Tahun lalu pertumbuhan laba cuma sekitar 41 persen.

Jakarta (ANTARA) -
PT Bank Syariah Indonesia Tbk mencatatkan perolehan laba bersih mencapai Rp1,46 triliun sepanjang kuartal I atau Januari-Maret 2023, tumbuh 47,65 persen secara year on year (yoy).

“Tahun lalu pertumbuhan laba cuma sekitar 41 persen,” kata Direktur Utama PT BSI Hery Gunardi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis.

Dari sisi pendanaan, BSI mengoptimalkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dengan pencapaian sebesar Rp269,26 triliun atau tumbuh 12,88 persen secara yoy. Angka tersebut didominasi oleh tabungan Wadiah yang mencapai Rp43,53 triliun.

Baca juga: BSI raih 8 penghargaan di ajang Infobank Digital Brand Recognition

Saat ini, lanjutnya, total tabungan mencapai Rp115,12 triliun yang menjadikan BSI berada di peringkat ke-5 tabungan secara nasional. Pencapaian itu dianggap memberikan pengaruh positif terhadap rasio Cost of Fund (CoF) BSI menjadi 1,97 persen karena tabungan Wadiah yang memberikan dampak efisiensi pengurangan biaya bagi hasil.

Untuk pembiayaan, BSI mencatatkan pula pertumbuhan sebesar 20,15 persen secara yoy menjadi Rp213,28 triliun. Pada periode tersebut, kualitas pembiayaan BSI terjaga dengan baik yang tercermin dari NPF Gross di level 2,36 persen.

“Perseroan fokus pada pembiayaan jangka panjang, prudent, dan mendiversifikasi alternatif pembiayaan yang sesuai segmen nasabah. Dengan demikian, risiko pembiayaan dapat dimitigasi dengan baik sesuai dengan jenis pembiayaannya,” ungkap dia sebagaimana dalam keterangan resmi.

Pertumbuhan laba perseroan diiringi dengan peningkatan aset BSI yang saat ini mencapai Rp313,25 triliun atau tumbuh 15,47 persen secara yoy.

Selain itu, ada topangan pertumbuhan bisnis yang sehat dari segmen ritel dan wholesale dan didukung oleh peningkatan dana murah, kualitas pembiayaan yang baik, serta efisiensi dan efektivitas biaya dan fee based income (FBI).

“Kinerja perseroan tumbuh lebih baik juga didukung oleh strategic response yang tepat dan front loading di awal tahun ini, sehingga semua segmen bisnis tumbuh dan meningkat secara pasti,” ucap Hery.

Baca juga: BSI Maslahat tebar Kebaikan Ramadhan 1444 H total Rp10 miliar

Hingga Maret 2023, total pembiayaan BSI mencapai Rp213,28 triliun dengan porsi pembiayaan yang didominasi oleh pembiayaan konsumer sebesar Rp110,62 triliun atau tumbuh 24,04 persen secara yoy.

Kemudian disusul pula pembiayaan wholesale sebesar Rp58,16 triliun yang bertumbuh 17,29 persen secara yoy, dan pembiayaan mikro sebesar Rp19,32 triliun atau tumbuh 24,32 persen secara yoy.

Dengan aset yang tumbuh 15,47 persen secara yoy menjadi Rp313,25 triliun, lanjut Hery, BSI juga mencatatkan rasio keuangan yang solid, tumbuh, dan terintermediasi dengan baik. Mulai dari Rasio ROE (Return of Equity) BSI sebesar 18,16 persen, rasio ROA (Return of Asset) sebesar 2,48 persen, dan rasio BOPO (Biaya Operasional) menjadi 69,65 persen.

“Artinya, dari sisi biaya BSI mencatat efektivitas dan efisiensi,” ujarnya

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023