Mulai Mei ini sebagian wilayah Bengkulu akan dilanda kemarau, jadi sebaiknya jadwal tanam dipercepat
Bengkulu (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyarankan agar pemerintah Provinsi Bengkulu mempercepat jadwal penanaman padi untuk mengantisipasi risiko peralihan musim.
 
"Mulai Mei ini sebagian wilayah Bengkulu akan dilanda kemarau, jadi sebaiknya jadwal tanam dipercepat, Mei ini sudah tanam padi," kata Koordinator Data dan Informasi BMKG Provinsi Bengkulu Anang Anwar di Bengkulu, Kamis.
 
Menurut dia meskipun kemarau, Provinsi Bengkulu masih akan diguyur hujan dan tidak benar-benar kekeringan. Sehingga, pada Mei ini menjadi waktu yang tepat untuk penanaman padi.

Baca juga: BPBD laporkan 73,5 hektare sawah di Provinsi Bengkulu terdampak banjir
 
Menjelang peralihan musim hujan ke kemarau, pengairan untuk sawah-sawah tadah hujan di Bengkulu masih tercukupi.
 
"Pada Mei ini, pengairan tentu masih bagus, air tercukupi, padi akan tumbuh dengan baik. Kemudian pada Juni dan Juli meski kemarau, Bengkulu tetap diguyur hujan, gerimis. Ini cukup untuk mengairi padi yang hampir memasuki masa panen," kata dia.
 
Dan pada saat panen di Agustus 2023, debit air sawah tentunya tidak begitu besar karena kemarau, sehingga para petani diharapkan tidak mengalami gagal panen. Berbeda kalau jadwal penanaman padi baru digelar pada Juli 2023, kondisi pengairan sawah diprediksi tidak mencukupi untuk proses awal tanam.
 
Sedangkan, masa panen untuk penanaman padi di Juni-Juli diperkirakan akan berlangsung di September atau Oktober 2023. Sementara, peralihan kemarau ke musim hujan di Provinsi Bengkulu diprediksi mulai September 2023.
 
Artinya saat persiapan panen, debit air sawah akan tinggi karena curah hujan yang tinggi pula. Kalau curah hujan tinggi, hal itu bisa mengakibatkan sebagian wilayah di Bengkulu mengalami banjir, termasuk lahan persawahan.
 
Banjir di sawah yang siap panen tentunya akan merusak kualitas gabah yang dihasilkan, apalagi jika banjir sampai mengakibatkan para petani gagal panen.

Baca juga: 1.400 hektare lahan belum dicetak jadi sawah

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023