Sydney (ANTARA) - Otoritas Australia pada Kamis mengajukan perombakan sistem imigrasi dengan tujuan untuk mempermudah masuknya tenaga kerja terampil ke negara tersebut dan sekaligus memperlancar proses sebagai warga tetap (permanent resident).

Menurut pemerintah yang dikuasai Partai Buruh, sistem yang selama ini digunakan untuk menyeleksi migran terampil --yang berdasarkan sistem poin-- akan dirombak untuk mengidentifikasi mereka yang punya keahlian sesuai dengan kebutuhan Australia.

"Sistem migrasi kita sudah rusak. Mengecewakan bisnis dan mengecewakan para migran itu sendiri. Yang paling buruk, mengecewakan warga Australia, ini tidak bisa dilanjutkan lagi," kata Menteri Dalam Negeri Australia Clare O'Neil kepada wartawan.

Saat ini Australia bersaing dengan negara maju lainnya, seperti Kanada dan Jerman, untuk mendatangkan migran terampil yang semakin dibutuhkan akibat populasi yang menua.

Baca juga: COVID gagalkan target populasi Australia, tapi migrasi pulih

Menurut Pemerintah Australia, proses visa bagi profesional dengan keterampilan tinggi akan dipercepat dan dipermudah, beserta langkah-langkah lainnya untuk mempertahankan jumlah mahasiswa internasional.

Tenaga terampil pemegang visa sementara yang pengajuannya untuk menjadi warga permanen sempat ditolak sebelumnya bisa mengajukan kembali sampai akhir tahun ini, kata O'Neil.

Pada September 2022, Australia meningkatkan jumlah penerimaan migran permanen menjadi 195.000 untuk tahun ini, naik sebesar 35.000 orang, dengan tujuan untuk mengatasi bisnis yang kekurangan tenaga kerja.

Mulai 1 Juli mendatang, Pemerintah Australia akan menaikkan gaji pekerja migran yang mempunyai keterampilan menjadi 70.000 dolar Australia (Rp681,715 juta) per tahun dari sebelumnya 53.900 dolar Australia (Rp524,92 juta).

Sumber: Reuters

Baca juga: Australia buka peluang pekerja migran Kota Ambon bekerja di Darwin

Baca juga: Menaker berharap Australia serap lebih banyak tenaga kerja Indonesia

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023