Sydney (ANTARA) - Saham-saham Asia memperpanjang kerugian pada awal perdagangan Kamis, karena masalah di pemberi pinjaman AS, First Republic Bank terus membuat bingung investor di tengah kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi terbesar dunia itu bisa turun sangat mengejutkan.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,3 persen, sementara Nikkei Jepang kehilangan 0,4 persen. Indeks saham-saham unggulan China CSI 300 datar, serta Indeks Hang Seng Hong Kong tergelincir 0,3 persen.

Geopolitik juga mempengaruhi pasar. Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan pada Rabu (26/4/2023) bahwa perusahaan komputasi awan China seperti Huawei Cloud dan divisi Alibaba, Alibaba Cloud dapat menimbulkan ancaman bagi keamanan AS dan berjanji untuk meninjau permintaan buat menambahkan mereka ke daftar kendali ekspor.

Tapi raksasa teknologi melawan kesuraman, dengan Nasdaq berjangka naik 0,4 persen pada jam-jam awal Asia karena pemilik Facebook Meta melonjak 12 persen setelah bel dengan mengalahkan perkiraan labanya. Intel dan Amazon akan melaporkan hasilnya hari ini.

Saham Nomura turun lebih dari 7,0 persen pada Kamis pagi setelah broker terbesar Jepang itu membukukan penurunan tajam laba bersih kuartalan setelah kekhawatiran tentang krisis perbankan global mengguncang pasar dan memukul bisnis perbankan investasinya.

Semalam, dalam aksi jual yang brutal, nilai pasar First Republic Bank sempat merosot sebanyak 41 persen menjadi sekitar 888 juta dolar AS, di bawah 1 miliar dolar AS untuk pertama kalinya, jauh dari puncaknya lebih dari 40 miliar dolar AS pada November 2021.

Investor menunggu untuk melihat apakah bank tersebut dapat menemukan pembeli untuk aset-asetnya setelah CNBC melaporkan bahwa pejabat pemerintah AS saat ini tidak mau campur tangan.

"First Republic adalah bank yang tampaknya akan segera hilang. Saat bank mencoba segala macam strategi penyelamatan, bank itu terus merosot tanpa henti," kata Clifford Bennett, kepala ekonom di ACY Securities.

"Ini adalah kasus penyusutan bank yang luar biasa. Sampai, pada akhirnya, kemungkinan besar bank itu akan lenyap begitu saja."

Semalam, Nasdaq membukukan kenaikan 0,5 persen, sementara S&P 500 dan Dow ditarik lebih rendah oleh kelemahan di sektor yang sensitif secara ekonomi, mengisyaratkan meningkatnya kegelisahan resesi.

Data menunjukkan bahwa pesanan baru untuk barang-barang modal utama manufaktur AS turun lebih dari yang diharapkan pada Maret, menunjukkan bahwa pengeluaran bisnis untuk peralatan kemungkinan akan menghambat pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama.

GDPNow Federal Reserve Atlanta, yang melacak bagaimana data yang masuk mempengaruhi perkiraan produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal saat ini, menunjukkan bahwa perkiraan pertumbuhan sekarang sebesar 1,1 persen tahunan, turun tajam dari 2,5 persen hanya seminggu yang lalu.

Itu menunjukkan mungkin ada risiko penurunan pada data PDB kuartal pertama AS, yang akan dirilis pada Kamis, dengan para analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ekspansi sebesar 2,0 persen. Wells Fargo menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB AS sebesar 100 basis poin menjadi kenaikan 0,8 persen.

Fed fund berjangka menilai kemungkinan sekitar 80 persen bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Mei minggu depan, sambil memperkirakan penurunan suku bunga yang diharapkan sebesar 45 basis poin pada akhir tahun.

Di pasar mata uang, pergerakan sebagian besar diredam. Euro melayang mendekati level tertinggi dalam lebih dari setahun di 1,104 dolar, diuntungkan taruhan bahwa prospek ekonomi Eropa bisa naik setelah Jerman menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonominya tahun ini.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam rival utamanya, turun menjadi 101,4 di tengah kekhawatiran baru atas perlambatan AS.

Surat utang pemerintah AS stabil, dengan imbal hasil dua tahun bertahan di 3,9345 persen, dan sepuluh tahun di 3,4391 persen. Imbal hasil surat utang satu bulan jatuh menjelang kemungkinan pemungutan suara Washington tentang pagu utang AS.

Minyak pulih pada Kamis setelah jatuh hampir 4,0 persen karena kekhawatiran resesi. Minyak mentah berjangka AS naik tipis 0,3 persen menjadi 74,5 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka Brent naik 0,5 persen menjadi 78,09 dolar AS per barel.


Baca juga: Saham Asia turun, investor pertimbangkan laporan laba, data ekonomi
Baca juga: Saham Asia jatuh, data China yang positif gagal mengesankan pasar
Baca juga: Saham Asia dibuka naik saat Singapura hentikan pengetatan kebijakannya

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023