New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street AS beragam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor tetap gelisah atas prospek sektor perbankan AS dengan ekuitas First Republic Bank mencapai rekor terendah menyusul sebuah laporan bahwa pemerintah AS tidak mau campur tangan dalam proses penyelamatan pemberi pinjaman bermasalah.

Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 228,96 poin atau 0,68 persen, menjadi menetap di 33.301,87 poin. Indeks S&P 500 jatuh 15,64 poin atau 0,38 persen, menjadi berakhir di 4.055,99 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 55,19 poin atau 0,47 persen, menjadi ditutup pada 11.854,35 poin.


Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor utilitas dan industri memimpin penurunan dengan masing-masing terpangkas 2,37 persen dan 1,87 persen. Sektor teknologi melawan tren dengan menguat 1,73 persen.

Saham First Republic Bank merosot 29,75 persen pada Rabu (26/4/2023) karena ketidakpastian atas upaya penyelamatan bank regional tersebut.

Regulator bank AS sedang mempertimbangkan untuk menurunkan penilaian mereka terhadap First Republic Bank, yang dapat mengekang kemampuan bank untuk meminjam dari Federal Reserve, menurut laporan Bloomberg pada Rabu (26/4/2023).

Perolehan laba "Big Tech" menimbulkan kegembiraan di kalangan investor sementara kekhawatiran atas First Republic Bank menyebabkan Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 200 poin, kata James Hyerczyk, analis pasar senior dengan pemasok informasi pasar FX Empire.

Saham Microsoft Corporation melonjak 7,24 persen, berkat hasil operasi yang lebih baik dari perkiraan untuk kuartal pertama.

Selain itu, pesanan barang modal inti AS pada Maret membukukan penurunan bulan ke bulan sebesar 0,4 persen, meleset dari ekspektasi pasar akan ekspansi 0,2 persen, menurut data yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan AS.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023