Setelah melakukan berbagai upaya selama 10 tahun, China berhasil membentuk sebuah sistem registrasi terpadu yang mencakup semua jenis hak kepemilikan properti tak bergerak, jelas Wang dalam konferensi kerja nasional tentang registrasi kepemilikan properti tak bergerak dan sumber daya alam (SDA).
Pada Maret 2013, China memutuskan mendirikan sebuah lembaga registrasi terpadu untuk kepemilikan properti tak bergerak dan mengintegrasikan tanggung jawab terkait yang ditugaskan ke beberapa departemen.
China juga mengusulkan untuk menyatukan administrasi registrasi, dokumen, sertifikat, serta berbagai platform informasi.
Selama 10 tahun terakhir, China telah menerbitkan lebih dari 790 juta sertifikat hak kepemilikan properti tak bergerak dan 360 juta dokumen registrasi.
China juga memangkas waktu yang diperlukan untuk melakukan registrasi reguler atau kolateral menjadi tidak lebih dari lima hari atau berkurang 83 persen dari waktu rata-rata pada 2015.
China telah menuntaskan registrasi kepemilikan properti bagi semua rumah tangga yang direlokasi dalam upaya pengentasan kemiskinan dan registrasi kepemilikan tanah milik negara seluas 413 juta mu (sekitar 27,5 juta hektare) untuk budi daya pertanian.
Registrasi kepemilikan properti di China, yang disempurnakan selama bertahun-tahun, telah memberikan perlindungan yang lebih baik bagi hak kepemilikan properti dan memungkinkan transaksi yang lebih aman, membentuk landasan yang lebih kuat bagi ekonomi pasar sosialis terkait hak kepemilikan properti.
Guna mempromosikan revitalisasi pedesaan, Wang menyerukan berbagai upaya solid guna menerapkan registrasi hak pengelolaan berkontrak dan hak pengelolaan tanah di daerah pedesaan.
Registrasi dan sertifikasi kepemilikan wisma (homestead ownership) juga harus selesai dalam tiga sampai lima tahun, ujar Wang.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023