Taipei (ANTARA) - Latihan militer tahunan Taiwan kali ini mempertimbangkan simulasi perang China terbaru dan fokus menembus blokade, kata kementerian pertahanan pada Rabu. Seorang pejabat teras keamanan Taiwan menyatakan Taiwan kali ini masuk jaringan intelijen "Lima Mata".

Dalam tiga tahun terakhir ini China yang menganggap Taiwan sebagai wilayahnya meningkatkan tekanan militer untuk mempertegas klaim atas Taiwan.

China menerapkan serangan presisi tingi dan blokade ketika menggelar latihan militer di sekitar pulau itu bulan ini. Latihan ini sendiri diadakan setelah pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Kevin McCarthy di Los Angeles.

Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan latihan "Han Kuang" akan dipecah menjadi dua bagian, yakni simulasi perang pada 15-19 Mei, dan mobilisasi kekuatan di lapangan pada 24-28 Juli.

Fokus latihan ini adalah ketahanan pasukan tempur dan penghadangan maritim, termasuk dengan menggunakan bandara sipil dan menyebarkan aset udara, serta pasukan penyamaran di daratan.

Elemen angkatan laut akan mengintegrasikan laut, udara, dan pasukan darat untuk menyerang musuh dan kapal serbu amfibi, dan demi melindungi batas laut dan upaya memecahkan blokade China.

Baca juga: 33 penerbangan terkena dampak zona larangan terbang di Taiwan

"Tentu saja latihan kami didasarkan kepada ancaman komunis yang menyerang Taiwan dan latihan militernya baru-baru ini di sekitar Taiwan," kata kepala perencanaan perang kementerian pertahanan Taiwan, Jenderal Lin Wen Huang, dalam konferensi pers.

Beijing tidak pernah mengesampingkan opsi menggunakan pasukan untuk mengintegrasikan Taiwan secara paksa. Sebaliknya, Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing dan berjanji untuk membela kebebasan dan demokrasi di wilayahnya.

Di tengah ancaman dari China yang kian besar, Taiwan berusaha mempererat kerjasama keamanan dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Menanggapi pertanyaan anggota parlemen pada Rabu, Tsai Ming-yen, direktur jenderal Biro Keamanan Nasional Taiwan mengaku sudah meningkatkan kemampuan komputernya untuk bertukar data intelijen secara seketika dengan aliansi "Lima Mata" yang terdiri dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia dan Selandia Baru.

Pekan lalu, angkatan laut China mengeluarkan video hari jadinya yang ke-74 yang menunjukkan kapa induk Shandong dan kapal-kapal amfibi baru dalam simulasi serangan dan mendarat di suatu tempat di "perairan Pasifik Barat", seolah-olah tempat ini Taiwan.

Baca juga: PBB serukan semua pihak hindari eskalasi konflik China-Taiwan

"Perlu angkatan laut yang kuat untuk menjaga kedaulatan negara dan integritas teritorial," kata Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan pada pemerintahan China via video tersebut.

"Otoritas Partai Demokrasi Progresif dan pasukan separatis kemerdekaan Taiwan berusaha berkolusi dengan pasukan luar, tetapi tak mungkin bisa memecah belah negara," kata dia merujuk partai berkuasa di Taiwan.

Taiwan berusaha meningkatkan kemampuan pertahanannya dengan berinvestasi pada alutsista terbaru seperti rudal jarak jauh dan drone serta memperpanjang masa wajib militer menjadi satu tahun.

Meskipun militer Taiwan terlatih dan memiliki peralatan lebih lengkap yang kebanyakan buatan AS, China unggul dalam jumlah tentara dan memiliki alat-alat perang canggih seperti pesawat tempur siluman.

Tsai Ming-yen mengungkapkan China menggunakan metode baru "perang kognitif", seperti dengan melibatkan kecerdasan buatan untuk mempengaruhi opini publik dan menyebarkan berita palsu menjelang pemilihan presiden Januari tahun depan di Taiwan.

Baca juga: Pejabat AS: Tidak ada ancaman segera China serang Taiwan

Sumber: Reuters

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023