Manado (ANTARA News) - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara terkemuka di ASEAN, sehingga pengiriman bantuan kepada korban topan Bopha di Davao, Filipina, sangat penting.
"Pengiriman bantuan ini dalam rangka membangun solidaritas dan mewujudkan ASEAN Community. Apalagi, sejak 2010, Indonesia telah ditunjuk sebagai pusat penanganan bencana ASEAN," kata Agung Laksono di Manado, Jumat.
Menko Kesra Agung Laksono berada di Manado untuk mengoordinasikan pengiriman bantuan ke Davao, Filipina.
Pemerintah akan kembali menyerahkan bantuan berupa 2.500 potong selimut, 2.500 potong terpal dan 2.000 ton beras dari Gudang Bulog Manado.
Namun, karena di Manado masih suasana Natal dan tahun baru, buruh yang akan mengangkut beras ke kapal masih libur. Setelah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan TNI, akhirnya beras tersebut akan diangkut oleh 2 kompi personel dari komando resort militer (korem) setempat.
Bantuan itu akan dikirim menggunakan KRI Teluk Banten dan ditargetkan sudah sampai ke Davao, Filipina sebelum 1 Januari 2013.
Sementara, bantuan yang akan diserahkan secara simbolik adalah 100 kilogram selimut, 100 kilogram terpal, 100 bahan makanan tambahan bayi dan 200 kilogram obat-obatan.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia sudah memberikan bantuan sebesar 1 juta dolar Amerika kepada Pemerintah Filipina yang diserahkan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono saat melakukan latihan gabungan dengan militer Filipina.
Delapan provinsi di wilayah Palawan dan Mindanao, Filipina dilanda bencana topan Bopha pada 4 Desember 2012 lalu. Titik topan yang berada di 70 kilometer sebelah selatan Tagbiliran City menerjang 207 kota dengan kekuatan 160 kilometer per jam.
Populasi yang terkena dampak dari topan Bopha mencapai 394.778 kepala keluarga atau 1.765.710 jiwa. Data dari National Disaster Risk Reduction Management Council (NDRRMC) per 17 Desember 2012 mencatat 648 jiwa meninggal, 3.227 jiwa luka-luka dan 569 jiwa hilang.
Sebanyak 5.526 kepala keluarga atau 27.108 jiwa saat ini dievakuasi dan ditampung di 110 penampungan darurat.
Topan itu telah menyebabkan 32.606 rumah rusak berat dan 47.766 rumah rusak sedang dan ringan. Sedangkan fasilitas umum yang rusak berat antara lain 12 jembatan dan 4 jalan. Total kerugian akibat kejadian itu mencapai 413 juta dolar Amerika.
(D018)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012