Jakarta (ANTARA) - Panitia Penyelenggara Wimbledon mengatakan pada Selasa malam (Rabu WIB) bahwa mereka akan menawarkan tambahan dukungan keuangan untuk Ukraina setelah mencabut larangan keikutsertaan atlet Rusia dan Belarus di turnamen tahun ini.

All England Club, yang menjalankan turnamen tenis Grand Slam Wimbledon, Maret lalu mengumumkan bahwa larangan yang diberlakukan pada 2022 tidak akan berlanjut setelah mereka kehilangan poin peringkat dan dihukum oleh WTA dan ATP dengan denda yang besar.

Petenis dari Rusia dan Belarus akan dapat mengikuti turnamen Grand Slam itu tahun ini, yang dimulai pada 3 Juli, sebagai atlet "netral" asalkan mereka mematuhi persyaratan tertentu, termasuk larangan menyatakan dukungan untuk invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Medvedev senang Wimbledon cabut larangan tanding petenis Rusia

Dalam konferensi pers untuk mengumumkan rencana turnamen Wimbledon 2023, penyelenggara mengungkapkan bahwa sebesar 1 pound sterling dari setiap tiket yang terjual - diperkirakan totalnya bakal lebih dari 500.000 pound sterling (sekitar Rp 9,4 miliar) - akan disumbangkan untuk Ukraina.

Pendanaan akan diberikan pada salah satu hari dalam turnamen untuk 1.000 pengungsi Ukraina.

Dua kamar hotel juga akan ditawarkan gratis bagi pemain Ukraina berikut fasilitas pelatihan sesi turnamen lapangan rumput musim panas itu.

Pemain Rusia dan Belarus bisa bertanding dalam tur tenis putra dan putri sebagai pemain netral, termasuk di Grand Slam lainnya.

Baca juga: Sabalenka berharap Wimbledon 2023 lebih terbuka untuk petenis Rusia

Petenis Rusia Daniil Medvedev dan Andrey Rublev sama-sama berada di peringkat enam besar tunggal putra, sementara petenis nomor dua dunia putri Belarus Aryna Sabalenka memenangkan turnamen Grand Slam Australian Open awal tahun ini.

"Pengumuman kami dibuat bulan lalu setelah melalui pertimbangan yang cermat dan mendalam," kata ketua All England Club Ian Hewitt seperti dikutip AFP.

"Pada saat itu, kami menetapkan faktor-faktor yang menginformasikan keputusan kami dan penyebabnya, dengan mempertimbangkan semua keadaan, kami menganggap ini sebagai pengaturan yang tepat untuk Wimbledon tahun ini.

"Itu adalah keputusan yang sulit dan menantang, yang dibuat dengan dukungan penuh dari pemerintah Inggris kami dan badan-badan pemangku kepentingan internasional dalam tenis, tetapi tidak mengurangi kecaman total kami atas invasi ilegal Rusia ke Ukraina."

Baca juga: Rublev raih gelar Masters 1000 pertamanya di Monte Carlo

Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023