"Ini masalah prinsip dan tidak bisa dirundingkan. Sikap ini bukan berarti menentang Australia karena itu akan berlaku bagi negara lain," katanya.

Lisabon (ANTARA News) - Portugal, Jumat, menolak menempatkan pasukannya yang beranggotakan 120 polisi militer, yang dijadwalkan tiba pada akhir pekan di Timor Timur, di bawah komando pasukan penjaga perdamaian Australia. "Portugal dulu tidak setuju, sekarang tidak setuju dan tidak akan pernah setuju bahwa Pasukan Garda Nasional Republik berada di bawah komando operasional seorang asing," kata Menteri Luar Negeri Diogo Freitas do Amaral pada jumpa pers. "Ini masalah prinsip dan tidak bisa dirundingkan. Sikap ini bukan berarti menentang Australia karena itu akan berlaku bagi negara lain," katanya. Menteri Portugal itu menyampaikan pernyataan tersebut setelah mengadakan perundingan di Lisabon dengan delegasi Australia yang berkunjung untuk membahas masalah itu. Lebih dari 2.000 prajurit dari Australia, Selandia Baru dan Malaysia sudah berada di Timor Timur untuk membantu mengatasi pertikaian antar-kelompok di jajaran militer dan polisi setelah permintaan dari pemerintah Dili pekan lalu. Pasukan dari Selandia Baru dan Malaysia berada di bawah komando langsung orang Australia, yang pasukannya merupakan kelompok asing terbesar di Timur Timur. Timor Timur merupakan sebuah koloni Portugal selama empat abad sampai wilayah itu menjadi bagian dari Indonesia pada 1975. Portugal adalah negara penyumbang bantuan terbesar bagi Timor Timur, dengan memberi negara termiskin Asia itu 350 juta dolar sejak kemerdekaannya dari Jakarta pada 1999. Timor Timur terjeblos ke dalam krisis setelah 600 prajuritnya, hampir separuh dari jumlah pasukan negara kecil itu, dipecat karena melakukan pemogokan untuk memprotes diskriminiasi etnik. Prajurit-prajurit pembangkang itu, yang berasal dari wilayah barat negara itu, mengklaim diperlakukan berbeda dari prajurit-prajurit dari wilayah timur. Mereka kemudian diikuti dalam pembangkangan itu oleh anggota-anggota pasukan kepolisian, yang mengarah pada bentrokan bersenjata antara pasukan pemerintah dan pasukan pembangkang yang membuat negara itu berisiko tergelincir ke dalam perang saudara. Dalam upaya meredam krisis itu, yang mengarah pada pengiriman lebih dari 2.000 prajurit penjaga perdamaian asing ke Timor Timur dalam sepekan ini, Presiden Xanana Gusmao menjalankan wewenang darurat Selasa dan mengambil alih tanggung jawab atas kepolisian dan militer.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006