Semarang (ANTARA News) - Petugas kepolisian di wilayah Polres Semarang Timur Jumat (2/6) melakukan "sweeping" kalangan masyarakat yang meminta sumbangan untuk korban gempa bumi di jalan-jalan.
"Sweeping" dilakukan untuk mengantisipasi tindakan segelintir orang yang mencari keuntungan pribadi dengan meminta sumbangan di pinggir jalan dan berdalih untuk disumbangkan kepada korban gempa.
Petugas kepolisian mendatangi tempat yang biasa digunakan untuk mencari sumbangan di beberapa jalan protokol di Semarang sambil mendata dan menanyakan identitas mereka.
Pencarian bantuan yang dilakukan di jalan-jalan di Semarang sering dilakukan kalangan LSM, organisasi kemahasiswaan, organisasi keagamaan, dan organisasi kepemudaan.
"Kami tidak melarang mereka mencari sumbangan untuk korban gempa, namun organisasi mereka harus jelas. Hingga kini kami baru mencatat ada delapan organisasi resmi di Semarang yang mencari sumbangan untuk korban gempa," kata seorang petugas dari Polres Semarang timur.
Sementara itu maraknya permintaan bantuan mengatasnamakan korban gempa di berbagai tempat di Jateng disikapi petinggi keamanan di Jateng melalui imbauan agar masyarakat berhati-hati adanya tindakan segelintir orang yang mencari keuntungan pribadi dengan meminta sumbangan berdalih untuk korban gempa.
"Kami mengimbau masyarakat Jateng berhati-hati dengan adanya oknum yang memanfaatkan peristiwa gempa untuk kepentingan pribadi dengan cara meminta sumbangan, padahal bantuan itu tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Kapolda Irjen. Drs. Dody Sumantyawan di Semarang, Jumat.
Menurut dia, ulah oknum tersebut tidak hanya dilakukan di jalan-jalan perkotaan, tetapi bisa melalui telepon. Modusnya adalah meminta sumbangan berbentuk uang ataupun barang dengan mengatasnamakan pejabat tertentu.
Oleh karena itu, ia mengingatkan masyarakat agar mengecek lebih dahulu dan melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian terdekat.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006