Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat mengevakuasi kedutaan besarnya di Republik Afrika Tengah pada Kamis dan untuk sementara menghentikan operasinya, di tengah kekhawatiran keamanan setelah pemberontak merebut sebagian besar wilayah negara itu.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya tidak mematahkan hubungan diplomatik dengan pemerintah yang terkepung di Bangui, demikian seperti yang dilaporkan oleh AFP.
Selain itu, Pemerintah AS memperingatkan warga Amerika untuk tidak melakukan perjalanan ke negara kaya mineral namun terus tidak stabil, sementara kerusuhan terus berlanjut.
Sementara itu Prancis menempatkan pasukan untuk mengamankan kedutaan besarnya di Bangui, ibu kota Republik Afrika Tengah, setelah pemrotes melempari kantor kedutaan dengan batu dan sejumlah orang berhasil memasuki bangunan tersebut, kata Kementerian Pertahanan Prancis, Rabu.
Presiden Francois Hollande memerintahkan kementerian itu mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk mengamankan kedutaan tersebut dan warga Prancis di Republik Afrika Tengah, kata kantor presiden dalam sebuah pernyataan terpisah.
"Langkah-langkah ini segera dilaksanakan dan akan diperpanjang selama yang diperlukan," kata kantor Hollande.
Kementerian Pertahanan mengatakan Prancis menempatkan 250 prajurit di Republik Afrika Tengah, yang bermarkas di bandara Bangui, untuk misi pemeliharaan perdamaian.
Kementerian Pertahanan Prancis mengatakan, pasukan berhasil mengamankan kedutaan itu dan memulihkan ketertiban. Pasukan diturunkan untuk memperkuat polisi Prancis yang sudah ditempatkan guna melindungi kedutaan.
(H-AK)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2012