Jadi jika di Prapen saat hujan lebat masih banjir untuk satu dua hari ini saya masih memaklumi,"

Surabaya (ANTARA News) - Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya menilai banyak rumah pompa air di Kota Pahlawan tidak bekerja dengan optimal sehingga mengakibatkan penanganan banjir terganggu.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Simon Lekatompesy, Kamis, mengatakan, dari pengamatannya selama ini di kawasan seperti Ketintang, Jalan Kertajaya, Panglima Sudirman serta Prapen masih menjadi langganan banjir.

"Itu yang terlihat ketika terjadi hujan lebat," ujarnya.

Menurutnya, saat ini yang harus dilakukan pemerintah kota adalah aktif melakukan kontrol terhadap 47 rumah pompa yang sudah ada. "Percuma saja memiliki puluhan rumah pompa jika tidak dapat digunakan secara maksimal," katanya.

Kalau ditotal jumlah rumah pompa yang ada di Surabaya mencapai 49, sebab ada 2 milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur. "Makanya saya mendorong dua rumah pompa tersebut diserahkan saja ke pemkot agar sepenuhnya dikendalikan pemerintah kota," ujar politisi dari Partai Damai Sejahtera (PDS) itu.

Sementara untuk kawasan Prapen, menurut Simon rumah pompa yang ada belum bisa difungsikan karena berdasarakan informmasi yang diberikan Dinas PU, rumah pompa tersebut baru bisa digunakana dalam beberapa hari lagi.

"Jadi jika di Prapen saat hujan lebat masih banjir untuk satu dua hari ini saya masih memaklumi," cetus Simon.

Selain kesiapan rumah pompa yang harus dipastikan siap pakai, tambah dia, masalah lain yang kerap diabaikan dalam penanggulangan banjir di Surabaya adalah soal perawatan "box culvert".

"Saat hujan lebat kemarin saya lewat Ketintang, tapi di sana masih terjadi banjir. Padahal di Ketintang sudah ada box culvert-nya, dan itu membuktikan perawatan yang dilakukan sangat lemah," katanya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya mengingatkan untuk penanganan banjir hendaknya Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mencontoh program yang digalakan Gubernur DKI Jakarta, Djoko Widodo.

Menurutnya pola penganan banjir di Jakarta yang melibatkan seluruh stake holder mulai dari warga, RT dan kelurahan adalah cara terbaik dalam mengatasi masalah banjir.

Oleh karena itu, ia menilai cara wali kota yang turun langsung tanpa melibatkan dinas terkait serta masyarakat dalam mengatasi masalah banjir dinilainya kurang taktis. Padahal pada 2014 diharapkan Kota Surabaya sudah terbebas dari masalah banjir.

Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, Erna Purnawati mengaku sudah bekerja secara maksimal dalam mengatasi persoalan banjir di Surabaya salah satunya dengan mempercepat beberapa pekerjaan saluran air.

"Hampir 24 jam saya bekerja dan memikirkan bagimana caranya surabaya terbebas dari masalah banjir, makanya saya juga kecewa ketika ada yang bilang kinerja Dinas PU tidak memuaskan," ujarnya.

Erna menjelaskan, terkait masalah penanggulangan banjir tidak hanya bertumpuh pada saluran air atau box culvert. Sebab keberadaan rumah pompa juga memiliki peran krusial dalam masalah ini.

"Jumlah rumah pompa yang dimiliki pemkot Surabaya masih kurang. Idealnya ada tambahan 6 rumah pompa lagi, karena yang sekarang baru ada 49," katanya.


(A052/E001)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2012