Palu (ANTARA News) - Lebih dari 2.000 warga Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, menggelar aksi damai di ibukota kabupaten, Kota Bungku, Kamis, menuntut kepolisian menangani secara tuntas kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Bungku menjelang Natal 2012.

Massa melakukan konvoi menggunakan kendaraan dan berjalan menyusuri jalan utama Kota Bungku dan mendatangi Polsek setempat untuk menyampaikan aspirasi mereka karena merasa tidak puas atas penegakkan hukum yang dilakukan kepolisian.

"Memang sudah ada yang ditangkap, tetapi otak pelakunya masih bebas berkeliaran," kata seorang pendemo yang dihubungi melalui telepon.

Pada Minggu malam terjadi aksi kekerasan di rumah jabatan Bupati Morowali, dimana puluhan orang datang ke tempat itu dan mengusir sejumlah anggota Satpam dan penjaga kantor bahkan ada warga yang terkena bacokan.

Saat aksi kekerasan itu, rumah jabatan itu sudah tidak dihuni lagi karena Bupati Morowali periode 2007-2012 H Anwar Hafid sudah meninggalkan rumah jabatan tersebut sehubungan dengan berakhirnya masa jabatannya pada 23 Desember 2012.

Anwar Hafid yang berpasangan dengan Sumisi Marunduh kembali memenangi Pilkada Morowali 27 November 2012 namun mereka belum bisa dilantik karena salah satu pasangan calon mengajukan gugatan sengketa pilkada ke Mahkamah Konstitusi.

Pelantikan baru bisa diproses kalau sudah ada keputusan MK yang dijadwalkan baru akan melakukan sidang pada 3 Januari 2013.

Selain kekerasan di rumah jabatan, tindak anarkis terulang pada Senin (24/12) dimana sekelompok massa merusak mobil dinas Asisten I Setda Morowali dimana kacanya dipecahkan.

Bupati terpilin dalam Pilkada Morowali Anwar Hafid yang dihubungi melalui telepon genggamnya di Bungku membenarkan bahwa ribuan massa yang demo itu adalah para pendukungnya, namun aksi mereka berlangsung damai.

"Kami ingin mendesak pihak kepolisian agar menindak tegas para pelaku kekerasan. Otak pelakunya masih bebas berkeliaran, mereka harus ditindak juga agar ada keadilan," ujarnya.

"Semua aksi kekerangan itu terkait dengan pelaksanaan Pilkada 27 November 2012, dimana ada pihak-pihak yang tidak puas. Namun ketidakpuasan seperti itu tidak boleh diwujudkan dalam tindakan anarkis tetapi gunakan jalur hukum," ujar Anwar Hafid.

Ia khawatir bila para pelaku kekerasan tersebut tidak ditindak kepolisian, akan terjadi aksi balasan yang cenderung main hakim sendiri dari kelompok masa lainnya dan ini akan membuat Morowali, terutama di daerah Bungku tidak kondusif.

Sementara itu, Kapolda Sulteng Brigjen Pol Dewa Parsana yang dihubungi terpisah mengemukakan bahwa pihaknya sudah menangkap dua pelaku kekerasan di rumah jabatan Bupati Morowali berinisial B dan R dan dua pelaku pengrusakan mobil dinas Asisten I berinisial K dan H.

Kapolda menegaskan bahwa pihaknya akan bertindak tegas dalam penegakkan hukum kepada siapapun yang tebrukti melanggar hukum. Karena itu semua warga diminta menghindari aksi kekerasan dan tindakan destruktif karena akan merugikan semua pihak.

(R007*S027)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012