Stockholm (ANTARA) - Belanja militer di Eropa mengalami kenaikan paling tajam secara tahunan (yoy) dalam 30 tahun terakhir, demikian menurut laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Senin (24/4).
Total belanja militer global meningkat 3,7 persen dalam basis riil pada 2022, yang mencapai level tertinggi baru sebesar 2.240 miliar dolar AS dan mewakili pertumbuhannya selama delapan tahun berturut-turut.
Sejauh ini, kenaikan pengeluaran paling tajam sebesar 13 persen tercatat di Eropa, yang sebagian besar disebabkan oleh konflik di Ukraina.
Sementara itu, belanja militer Ukraina mencapai 44 miliar dolar AS pada 2022, sehingga menandai lonjakan 640 persen dan peningkatan tertinggi dalam setahun untuk belanja militer suatu negara yang pernah dicatat oleh SIPRI.
Beban militer, yang merupakan pengeluaran militer sebagai bagian dari Produk Domestik Bruto (PDB), melonjak hingga 34 persen dari PDB tahun 2022 dan dari 3,2 persen pada 2021.
Belanja militer negara-negara di Eropa tengah dan barat mencapai angka 345 miliar dolar AS pada 2022. Untuk pertama kalinya, pengeluaran itu melampaui angka yang tercatat pada 1989 atau periode ketika Perang Dingin berakhir.
Beberapa negara meningkatkan belanja militernya secara signifikan pada Februari 2022, setelah dimulainya konflik Rusia-Ukraina.
Negara-negara lain mengumumkan rencana untuk menaikkan tingkat pengeluaran tersebut selama periode yang mencapai hingga satu dekade. Peningkatan paling tajam terlihat di Finlandia (36 persen), Lituania (27 persen), Swedia (12 persen), dan Polandia (11 persen).
"Oleh karena itu, kami dapat memperkirakan bahwa belanja militer di Eropa tengah dan barat akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang," kata seorang peneliti senior dari Military Expenditure and Arms Production Program SIPRI Diego Lopes da Silva.
Amerika Serikat sejauh ini masih menjadi negara dengan belanja militer terbesar di dunia, dengan 877 miliar dolar AS pada 2022, terhitung 39 persen dari total belanja militer global.
Dukungan finansial militer AS kepada Ukraina mencapai 19,9 miliar dolar AS pada 2022.
"Meski ini merupakan bantuan militer dengan jumlah terbesar yang diberikan oleh negara mana pun kepada satu penerima pada tahun mana pun setelah Perang Dingin, itu hanya mewakili 2,3 persen dari total pengeluaran militer AS," sebut laporan itu.
Penelitian SIPRI mencakup konflik internasional, persenjataan, kontrol senjata, dan pelucutan senjata.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023