"Selama tiga tahun ini IPB melalui I-MHERE sudah melakukan program yang signifikan. Melalui program ini agar masyarakat tahu bahwa IPB tidak tinggal diam dalam persoalan ketahanan pangan," kata Direktur Eksekutif Program I-MHERE, Prof Yonny Koemaryono, dalam acara workshop evaluasi I-MHERE di Bogor, Kamis.
Yonny yang juga wakil rektor bidang Kemahasiswaan dan Akademik IPB mengatakan, evaluasi program I-MHERE sangat penting untuk mengetahui sejauh apa pelaksanaannya serta mempersiapkan program lanjutannya ditahun depan.
Ia mengatakan, evaluasi I-MHERE ini mengangkat tema adaptasi pertanian dalam merespon perubahan iklim global menuju ketahanan dan kedualatan pangan.
Perubahan iklim ekstrim saat ini lanjut Yonny harus diwaspadai semua pihak.
"Cuaca ekstrim yang terjadi di sejumlah negara menjadi peringatan untuk kita semua untuk terus mengembangkan teknologi mencari alternatif dalam mengahadapi perubahan iklim agar tidak menghambat ketersediaan pangan kita," katanya.
Yonny mengatakan, melalui program I-MHERE dapat memberikan multiplier effects yang memperkuat sinergi peran IPB dalam memberikan kontribusi terhadap permasalah nasional.
Program I-MHERE melibatkan tiga fakultas dan dua direktorat di lingan IPB. Hasil dari program tersebut perlu ditindaklanjuti untuk melihat kendala yang ada.
"Diharapan dari kegiatan ini berupa lesson learned yang selanjutnya menjadi kerangka program dalam menindaklanjuti kegiatan I-MHERE B.2c IPB," kata Yonny.
Dalam kesempatan worskhop tersebut juga dilakuka peluncuran akreditasi ISO 17025 IPB Culture Collection (IPBCC) yang didirikan pada tahun 1986.
IPBCC merupakan unit penyimpanan koleksi mikroba dan para mikrobiologis IPB.
Kegiatan akreditasi ISO 17025 IPBCC merupakah salah satu kegiatan yang didukung oleh program I-MHERE B.2c IPB.
Workshop ini diikuti oleh 100 orang peserta yang terdiri dari semua unit terkait Program I-MHERE B.2c IPB, Departemen, Pusat studi dilingkungan IPB dan pemangku kepentingan.
(KR-LR/R021)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012