New York (ANTARA) - Kekerasan senjata di Amerika Serikat (AS), termasuk penembakan salah sasaran, masih mendominasi perhatian media dan sosial saat ini.

"Reaksi berlebihan yang mematikan terhadap insiden salah sasaran telah membawa konsekuensi tragis di seluruh AS selama puluhan tahun," menurut laporan USA Today yang dirilis Sabtu (22/4).

Meskipun penembakan salah sasaran telah berulang kali terjadi dalam beberapa dekade terakhir, laporan itu menyebutkan insiden itu masih terjadi, muncul seruan terkait kontrol senjata lebih kuat, pertanyaan tentang motivasi rasis, dan permohonan untuk undang-undang lebih ketat demi melindungi orang tidak bersalah dari para pemilik rumah yang mempunyai senjata.

"Tetapi solusi-solusinya sulit dipahami. Meski demikian, sedikit yang berubah dan penembakan salah sasaran masih mendominasi berita, dengan insiden di Missouri, New York, dan Texas dalam sepekan terakhir," menurut laporan itu.

Josh Horwitz, salah satu Direktur Center for Gun Violence Solutions di Universitas Johns Hopkins di Baltimore, menilai AS merupakan negara yang melazimkan kekerasan senjata.

"Kita saat ini tinggal di negara yang telah melazimkan kekerasan senjata melalui rasa takut, melalui budaya dan undang-undang yang mengizinkannya dan apa yang saat ini kita lihat adalah hasil yang mengerikan dari berbagai upaya tersebut," kata John.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023