New York (ANTARA) - Dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah rilis laporan indeks manufaktur Fed Dallas yang lemah dan survei indeks aktivitas kondisi ekonomi Fed Chicago, dengan investor memperkirakan penurunan suku bunga tahun ini oleh Federal Reserve setelah kenaikan Mei.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,46 persen menjadi 101,3522 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1045 dolar AS dari 1,0976 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2482 dolar AS dari 1,2430 dolar AS pada sesi sebelumnya.
Dolar AS dibeli 134,2900 yen Jepang, lebih tinggi dari 134,2030 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8880 franc Swiss dari 0,8931 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3539 dolar Kanada dari 1,3548 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,2489 krona Swedia dari 10,3126 krona Swedia.
Indeks aktivitas bisnis umum di Texas melemah menjadi -23,4 pada April, turun dari -15,7 pada Maret, menurut survei prospek manufaktur yang diterbitkan oleh Federal Reserve Dallas pada Senin (24/4/2023). Para ekonom memiliki ekspektasi -11,5. Indeks produksi di bawah angka survei 0,9 pada April, turun dari 2,5 pada Maret.
Federal Reserve Chicago melaporkan pada Senin (24/4/2023) bahwa indeks aktivitas nasional Fed Chicago berdiri di 0,19 pada April, tidak berubah dari pembacaan sebelumnya pada Maret.
Survei kondisi ekonomi Fed Chicago Fed (CFSEC) menunjukkan bahwa indeks aktivitas turun ke -37 pada April dari -8 pada Maret, "menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi jauh di bawah tren."
Indeks aktivitas manufaktur CFSEC turun ke -55 pada April, jatuh dari -7 pada Maret, dan indeks aktivitas non-manufaktur turun ke -24 pada April dari -9 pada Maret.
Greenback akan jatuh lebih jauh terhadap mata uang utama seperti euro selama enam hingga 12 bulan ke depan, menurut catatan penelitian oleh raksasa perbankan Swiss UBS pada Senin (24/4/2023).
"Dolar sedang berjuang untuk membangun kenaikan minggu lalu ketika data yang akan datang dapat menunjukkan pertumbuhan AS lebih lambat dan inflasi yang lebih rendah, hasil yang akan memperkuat kasus jeda suku bunga pertengahan tahun," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Convera di Washington.
Pembuat kebijakan Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pada pertemuan minggu depan, tetapi mereka diperkirakan akan berhenti padaJuni. Pasar berjangka suku bunga juga memperkirakan penurunan suku bunga sekitar 50 basis poin pada akhir tahun.
Baca juga: Minyak menguat didukung prospek pertumbuhan permintaan di China
Baca juga: Emas terkerek 9,30 dolar AS didorong oleh "greenback" yang melemah
Baca juga: Saham Inggris setop reli 2-hari, indeks FTSE 100 tergerus 0,02 persen
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023