Kami akan memasarkan songket di Singapura mulai Januari 2013 agar lebih dikenal, dan diharapkan omzet penjualan meningkat,"
Pekanbaru (ANTARA News) - Perajin songket dari Kabupaten Kampar, Riau membidik pasar Singapura dan Malaysia, karena selama ini produk mereka hanya dijual di Pekanbaru, terutama di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, dan toko cendera mata setempat.

"Kami akan memasarkan songket di Singapura mulai Januari 2013 agar lebih dikenal, dan diharapkan omzet penjualan meningkat," kata perajin songket Kampar, Zaitun, saat dihubungi dari Pekanbaru, Kamis.

Ia mengatakan penjualan produk tenun songket tersebut belakangan ini mulai diminati para wisatawan mancanagera terutama Singapura dan Malaysia dan termasuk turis lokal dari Pulau Jawa yang berkunjung ke Riau.

Pada umumnya turis yang membeli songket tersebut di Bandara Sultan Syarif Kasim II dan beberapa gerai cindera mata di Pekanbaru.

Zaitun menambahkan, untuk membuat satu songket dengan ukuran 2 meter X 1,5 meter maka pengrajin dapat menyelesaikan selama tujuh hingga delapan hari, termasuk untuk selendang dengan ukuran 1,8 meter X 25 cm.

Namun hasil tenunan tradisional tersebut dipasarkan oleh petugas Dekranasda Kabupaten Kampar karena selama ini berfungsi sebagai bapak angkat.

Bahkan untuk harga satu songket lengkap berupa selendang, sarung lelaki dan perempuan sebesar Rp1,7 juta Rp2 juta.

Menurut dia, mayoritas motif yang digunakan pengrajin Kampar adalah Candi Muara Takus dan Pucuk Rebung dan Tampuk Manggis serta semut beriring.

Setiap hari Zaitun membuat songket di lokasi di kawasan Perumahan Bangkinang Indah, Kabupaten Kampar yang juga berfungsi untuk penjualan.

Selain itu, pihaknya, mengerjakan sejumlah songket yang merupakan pesanan dari Pekanbaru untuk digunakan pada pesta perkawinan dan acara adat Melayu.

Padahal sebelumnya, Zaitun memamerkan songket di arena Musyabaqah Tilawatil Quran XXXI/2012, tingkat Provinsi Riau di Kabupaten Bengkalis selama 10 hari dan beberapa helai laku terjual.

(A047/M008)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2012