Dari keseluruhan 2012 kalau kita lihat dengan outlooknya maka perkiraan-perkiraan kita tidak terlalu jauh dari apa yang kita perkirakan (targetkan-red),"
Jakarta (ANTARA News) - Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan APBN Perubahan 2012 mendekati sasaran yang ditargetkan sehingga pemerintah yakin pelaksanaan APBN 2013 mendatang dapat berjalan lebih baik.

"Dari keseluruhan 2012 kalau kita lihat dengan outlooknya maka perkiraan-perkiraan kita tidak terlalu jauh dari apa yang kita perkirakan (targetkan-red)," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Rabu malam usai sidang kabinet bidang perekonomian yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Hatta menjelaskan, pendapatan negara sebagaimana di dalam APBN-P diperkirakan Rp1.358,2 triliun maka di dalam outlook masih belum final karena 2012 masih tersisa beberapa hari (telah dicapai-red) Rp 1.333,3 triliun atau sekitar 98,2 persen.

"Tapi ini masih perkiraan masih belum selesai, tidak bisa kita pegang keseluruh baru bersifat outlook," katanya.

Ia menambahkan, "(bila hal tersebut di atas tercapai-red) terjadi peningkatan pada penerimaan negara bukan pajak sekitar 101,9 persen atau hampir 102 persen dari perkiraan."

"Yang menonjol di sini yang harus kita cermati yaitu kemungkinan meningkatnya belanja atau subsidi BBM yang semula di dalam APBN-P diperkirakan Rp137,4 Triliun atau 40 juta kilo liter perkiraan realisasinya mencapai Rp211,9 Triliun atau sekitar 45,2 juta kilo liter. Lifting minyak yang kita perkirakan 930.000 barel perkiraan realisasinya 863.000 barel," paparnya.

Ditambahkannya,"namun demikian dari sisi gas itu meningkat di atas 1,2 juta setara barel oil dengan demikian maka penerimaan sektor migas tidak terlalu jauh dari perkiraan."

Sementara itu terkait target pertumbuhan ekonomi, Hatta mengatakan meski belum selesai dilakukan penghitungan oleh BPS, pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan tidak akan berkurang dari 6,3 persen.

"Memang yang kita mengalami tekanan pada ekspor kita namun bisa dijelaskan menurunnya ekspor kita itu dari perkiraan Rp190 Triliun perkiraan kita, realisasinya berkisar antara Rp158 triliun - Rp159 triliun atau Rp160 Triliun kita lihat nanti akhirnya. Itu bukan karena komoditi kita yang tidak masuk ke dalam pasar namun karena memang menurunnya harga-harga komoditi," kata Menko Perekonomian.

"Dengan demikian maka memang akan ada tekanan pada neraca perdagangan kita. secara keseluruhan belanja keseluruhan belum selesai masih diatas 96 persen, kembali lagi saya katakan data sangat sementara, saya mencatat total kira-kira realisasi belanja dari APBN kita, kita perkirakan totalnya diatas mungkin jadi belanja kita itu totalnya sekitar di atas mungkin sekitar 97 persen kita akan mencapai," paparnya.

Sidang kabinet bidang perekonomian yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu berlangsung mulai pukul 20.00 WIB dan dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono, para Menko, menteri terkait dan sejumlah pejabat lainnya.

(G003*P008/Z002)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2012