Madrid, Spanyol (ANTARA) - Spanyol pada Senin (24/4) akan menggali dan mengeluarkannya jasad Jose Antonia Primo de Rivera, pencetus gerakan fasis Falange yang mendukung rezim Francois, dari mausoleum di pegunungan dekat Madrid.
Penggalian itu, yang dilakukan menyusul penggalian jasad Francisco Franco pada 2019, adalah bagian dari rencana untuk mengubah kompleks Valle de los Caídos yang dibangun oleh Franco menjadi tempat peringatan khusus 500.000 orang yang tewas dalam perang sipil di Spanyol pada 1936-1939.
Tahun lalu, Undang-Undang Memori Demokratis Spanyol menetapkan perubahan nama tempat tersebut menjadi Valley of Cuelgamuros, nama asli tempat itu.
"Ini adalah langkah lain agar lembah itu menjadi penting kembali," kata Menteri Presidensi Felix Bolanos kepada media di Barcelona pada Jum'at (21/4).
"Tak seorang pun atau ideologi apa pun yang mempromosikan kediktatoran akan dihormati dan dipuja di sana," katanya.
Jose Antonio, anak dari diktator Miguel Primo de Rivera yang memerintah Spanyol pada 1923-1930, ditembak mati di Alicante pada November 1936 oleh pasukan Republikan sayap kiri.
Ini akan menjadi kali kelima jasadnya akan digali.
Pada 1939, setelah dimakamkan di dua kuburan massal di Alicante, peti matinya dibawa sejauh 500 km ke San Lorenzo de El Escorial, sebuah kota dekat Madrid tempat para bangsawan Spanyol dimakamkan.
Dua puluh tahun kemudian, jasadnya dipindahkan lagi saat monumen Valle de los Caídos selesai dibangun. Dia dimakamkan di bawah altar bersama Franco yang wafat pada 1975.
Franco, seorang jenderal konservatif, dan Primo de Rivera, seorang playboy yang flamboyan, tidak menyukai satu sama lain, menurut penulis biografi Franco, Paul Preston
Dalam biografi itu, Franco diceritakan melakukan sabotase terhadap sejumlah upaya penyelamatan atau pertukaran tahanan yang bisa menyelamatkan nyawa Primo de Rivera.
Kematian Primo de Rivera membuat Franco bisa menyingkirkan seorang musuh dan menguasai kaum Falange, kemudian memasukkan kelompok itu ke dalam gerakan sayap kanannya, yang kemudian mendukung kediktatorannya.
Saat ini, pemerintah menjalankan proyek di mausoleum untuk memberikan akses ke kuburan 34.000 jasad, sebagian besar adalah korban rezim Franco, yang dikubur di ruang bawah tanah agar warga bisa mengidentifikasi anggota keluarganya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kiriman 6 tank Leopard dari Spanyol menuju Ukraina
Baca juga: Pesawat-pesawat Spanyol siap evakuasi warga dari Sudan
Penerjemah: Mecca Yumna
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023