Mereka ingin mengacaukan negara-negara Muslim
Islamabad (ANTARA News) - Anggota partai keagamaan utama Pakistan, Selasa, mengatakan bahwa campur tangan asing di Suriah harus dihentikan, dan menegaskan bahwa dialog kelompok oposisi dan pemerintah adalah satu-satunya solusi untuk krisis Suriah.
Berbicara dengan kantor berita Iran (IRNA), Dr Farid Ahmad Paracha, Wakil Sekretaris Jenderal Jamaat-e-Islami mengatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya yang memperparah situasi di Suriah.
Ia menyatakan keprihatinan mendalam atas hilangnya sejumlah nyawa manusia yang berharga di negara Arab.
Ia menyerukan kepada negara-negara Muslim untuk maju dan memainkan peran mereka dalam memulihkan perdamaian di Suriah.
Pimpinan Jamaat-e-Islami melanjutkan bahwa AS senang atas situasi di Suriah. "Mereka ingin mengacaukan negara-negara Muslim," katanya.
Dr Farid Ahmad Paracha mengekspresikan pandangannya dan mengatakan bahwa waktu hampir habis untuk membawa perdamaian di Suriah.
Dia sangat percaya bahwa usulan Iran dialog antar kelompok Suriah adalah satu-satunya solusi untuk perdamaian di negara itu.
Dia menambahkan bahwa suasana kepercayaan harus dibangun agar dialog berhasil.
Pemimpin agama berpandangan bahwa campur tangan asing di Suriah harus dihentikan segera. Dia menuduh AS memperparah krisis di Suriah.
Dr Farid Ahmad Paracha mengatakan bahwa Iran adalah negara Islam besar dan dapat memainkan peran penting untuk mengatasi krisis di Suriah.
Pimpinan Jamaat-e-Islami untuk pertanyaan mengatakan bahwa tidak ada keraguan bahwa AS telah gagal untuk mencapai desain yang jahat di Suriah.
Para pemimpin agama mengatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga dapat membantu dalam memecahkan krisis Suriah, namun penyebaran pasukan di negara Arab akan menjadi keputusan bencana.
Pemimpin agama mengatakan bahwa untuk melihat umat Islam berkelahi satu sama lain adalah hobi favorit orang Amerika.
Suriah telah mengalami kerusuhan sejak Maret 2011 dengan serangan terorganisir dengan baik geng-geng bersenjata melawan pasukan polisi Suriah dan penjaga perbatasan yang dilaporkan di seluruh negeri.
Ribuan orang, termasuk anggota pasukan keamanan, telah tewas, ketika beberapa aksi protes berubah menjadi bentrokan bersenjata.
Pemerintah menyalahkan penjahat, penyabot dan kelompok teroris bersenjata atas kematian itu, dan menekankan bahwa kerusuhan telah diatur dari luar negeri.
(H-AK)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012