Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung mengatakan penerapan FOLU Net Sink di masing-masing daerah menjadi bagian dari kontribusi pengendalian perubahan iklim di ASEAN.
"Salah satu cara melaksanakan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan melalui penerapan Forest and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 di daerah," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung Emilia Kusumawati, di Bandarlampung, Minggu.
Ia mengatakan Provinsi Lampung sendiri telah menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 17,159 juta ton ekuivalen karbondioksida (CO2e) atau sebesar 38,59 persen dari total kerangka kerja yang sudah ditetapkan tahun 2020 yaitu sebesar 27,9 juta ton ekuivalen karbondioksida (CO2e).
"Untuk lingkungan hidup memang fokus pada Net Sink, dan komitmen Pemerintah Provinsi Lampung sudah berjalan dalam upaya mendukung pencapaian target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebagai pengendali perubahan iklim secara nasional ataupun di ASEAN," katanya.
Baca juga: Di Jepang, Indonesia dorong negara G7 fasilitasi pendanaan iklim
Baca juga: KLHK susun pedoman kerja operasional FOLU Net Sink 2030
Dia melanjutkan dalam penerapan FOLU Net Sink 2030 itu akan menggunakan empat strategi meliputi mencegah deforestasi, konservasi dan pengelolaan hutan lestari, perlindungan dan restorasi lahan gambut, serta peningkatan serapan karbon.
"Diutamakan fokus di luar kawasan hutan seperti bagaimana kontribusi menggunakan pupuk organik, melindungi lahan gambut mencegah penebangan mangrove. Lalu pengelolaan sampah dan limbah terutama di sektor industri," tambahnya.
Menurut dia nantinya akan ada perhitungan dan pengawasan untuk melihat kontribusi daerah dalam menyukseskan penerapan FOLU Net Sink 2030.
"Harapannya dengan berbagai pihak seperti perusahaan serta pihak terkait lain bisa menyukseskan ini. Sehingga perubahan iklim yang berdampak negatif bagi lingkungan bisa dicegah serta adanya perbaikan kondisi lingkungan," kata dia lagi.
Sebelumnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga berkomitmen kuat Indonesia bisa berperan dalam mengatasi perubahan iklim melalui penguatan Nationally Determined Contribution (NDC).
NDC merupakan dokumen yang memuat rencana aksi iklim untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
Pada September 2022, Indonesia telah menyerahkan enhanced NDC dengan meningkatkan pengurangan emisi dari sebelumnya 29 persen menjadi 31,89 persen dengan bantuan sendiri dan dari 41 persen menjadi 43,20 persen dengan dukungan internasional.
Lalu target penurunan emisi Indonesia dalam enhanced NDC disajikan untuk sektor-sektor yang meliputi kehutanan dan penggunaan lahan lain atau forest and other land uses (FOLU) dan pertanian untuk sektor terkait lahan, serta energi, limbah, dan industri untuk sektor yang tidak terkait dengan lahan.
Indonesia pun menargetkan sektor FOLU berkontribusi hampir 60 persen dari total target penurunan emisi nasional.
Baca juga: KLHK dan Pemprov Kepri mulai susun rencana kerja Folu Net Sink 2030
Baca juga: Kementerian LHK sosialisasi FOLU Net Sink 2030 di Gorontalo
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023