Pascaerupsi Merapi 2010 dan bencana sekunder banjir lahar dingin, kesiapsiagaan warga lereng Merapi dalam antisipasi bencana sudah tumbuh baik, sehingga kewaspadaan mereka juga semakin meningkat,"

Sleman (ANTARA News) - Kesiapsiagaan masyarakat lereng Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam menghadapi ancaman bencana khususnya banjir lahar dingin saat ini sudah tumbuh baik sehingga mereka mulai dapat melakukan antisipasi untuk pengurangan risiko.

"Pascaerupsi Merapi 2010 dan bencana sekunder banjir lahar dingin, kesiapsiagaan warga lereng Merapi dalam antisipasi bencana sudah tumbuh baik, sehingga kewaspadaan mereka juga semakin meningkat," kata Kepala Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral (SDAEM) Kabupaten Sleman Widi Sutikno, Selasa.

Menurut dia, kesiapsiagaan masyarakat tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya kelompok-kelompok relawan yang aktif memantau setiap perkembangan di puncak Merapi, terlebih saat turun hujan deras yang berpotensi terjadi banjir lahar dingin.

"Saat ini mampir seluruh anak muda di lereng Merapi mempunyai alat komunikasi, baik itu handy talky (HT) maupun telepon, dan mereka selalu berkomunikasi antara yang berada di atas dengan yang di bawah sehingga ketika di atas terpantau ancaman bencana mereka langsung menginformasikan kepada yang di bawah agar meningkatkan kewaspadaan," katanya.

Ia mengatakan, selain itu warga lereng Merapi yang beraktivitas sebagai penambang pasir di sejumlah sungai berhulu Merapi juga sudah paham dengan kondisi sekitarnya, sehingga mereka juga bisa melakukan antisipasi ancaman banjir lahar dingin.

"Mereka akan menghentikan aktivitas menambang jika ada informasi terjadi aliran banjir lahar dari puncak Merapi," katanya.

Widi mengatakan, pihaknya sudah menyediakan 800 unit bronjong dan 20 ribu karung plastik untuk menahan abrasi sungai dan laju deras banjir.

"Banjir lahar akan terjadi jika volume air hujan tinggi, kami sudah menyiapkan 20 ribu karung dan 800 bronjong untuk mengantisipasi luapan banjir," katanya.

Sementara itu banjir lahar dingin Merapi, Selasa sore terjadi di tiga arus sungai, yaitu Sungai Putih dan Senowo di wilayah Magelang, serta Sungai Bebeng di wilayah Sleman.

Namun, banjir lahar dingin yang mengarah ke barat masih relatif kecil, dan tidak membahayakan warga yang tinggal di sekitar aliran sungai tersebut.

Relawan dari Gemar Mengudara Untuk Kemanusiaan (Gemuk) Pariyadi yang melakukan pemantauan di Sungai Bebeng dan Krasak mengatakan, banjir lahar dingin akibat hujan yang mengguyur di sekitar puncak Merapi terjadi sekitar pukul 15.00 WIB hingga pukul 15.30 WIB.

"Volumenya tidak terlalu membahayakan dan masih bisa terkondisikan. Banjirnya kecil-kecil, ketinggian sekitar satu meter dan lebar lima belas meter terjadi sekitar pukul 15.00 WIB hingga pukul 15.30 WIB," katanya.

Dari ketika aliran sungai itu, yang paling besar banjir lahar dingin terjadi di Kali Senowo. Sempat, di Kali Senowo, Magelang, ada satu molen yang terendam banjir.
(V001/H008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012