Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berkeyakinan tetap dapat mencapai inflasi "single digit" dan menganggap bencana gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta dan Jawa Tengah baru-baru ini tidak akan menghalangi pencapaian "single digit" tersebut. "Suku bunga masih dalam batas jalur sasaran kita, 2006 ini kan single digit, pasti akan kita capai," kata Menko Perekonomian Boediono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat. "Ya, akan kita upayakan untuk kita capai benar-benar," tambah Boediono ketika ditanya apakah pemerintah optimistis inflasi "single digit" itu bisa dicapai. Ketika ditanya apakah bencana gempa di DIY dan Jawa Tengah pada 27 Mei kemarin akan memicu inflasi, Boediono tetap memperlihatkan keyakinannya bahwa hal itu tidak akan terjadi. "Kalau perasaan saya, tidak terlalu banyak dampaknya. Karena kalau Anda melihat Yogya dari atas, hanya sedikit yang rusak, yang lain itu masih hijau, jadi aset produksi itu tidak rusak," ujarnya. Tentang dampak musibah gempa terhadap pencapaian "single digit", Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengatakan kerusakan yang dialami Indonesia karena bencana gempa di DIY dan Jawa Tengah tidak akan mengganggu pencapaian "single digit". "Kalau dari bobot kota dampaknya tidak seberapa jauh, tapi kemungkinan akan mempengaruhi psikologis dan faktor lainnya. Tapi saya yakin bukan dari faktor itu, kalau inflasi itu kan dari harga kebutuhan pokok. Jadi pergerakan seperti harga beras dan harga-harga lain yang akan kita lihat komposisinya," katanya. Yang perlu dikhawatirkan, ujar Sri, justru adalah trend internasional inflasi yang saat ini harus diwaspadai karena harga BBM naik di seluruh dunia. "Tapi sementara ini kita masih `struggle` untuk menurunkan. Akan kita lihat. Kalau makro, ya stabilitas, terutama pada nilai tukar itu yang akan mempengaruhi kemudian dari sisi pasokan karena akan berpengaruh pada `supply side` nya," kata Sri. "Dari sisi `demand`, BI akan bisa melihat terutama jumlah uang yang beredar yang dibutuhkan untuk transaksi. Itu saja yang selama ini kita lakukan," tambahnya. "Masih optimitis `single digit`?," tanya wartawan. "Oh, masih," jawabnya singkat.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006