Nanning, China (ANTARA) - Pelabuhan Teluk Beibu menjadi saluran yang nyaman untuk interkonektivitas antara wilayah barat China dan Asia Tenggara. Dengan implementasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) pada 1 Januari 2022 dan percepatan integrasi ekonomi regional, permintaan logistik meningkat secara signifikan.

Pada kuartal pertama (Q1) 2023, pelabuhan tersebut mencatat throughput kargo mencapai 68,77 juta ton, naik 5,5 persen secara tahunan (year on year/yoy), dan lebih dari 1,6 juta TEU (twenty-foot equivalent unit) ditangani oleh pelabuhan itu, naik 14,7 persen (yoy).

Sejak 2022, pelabuhan tersebut telah meluncurkan rute perdagangan luar negeri khusus yang mencakup sejumlah destinasi di negara-negara RCEP. Saat ini, pelabuhan itu menawarkan 36 rute pengiriman yang terhubung ke pelabuhan di negara-negara RCEP.

"RCEP telah merevitalisasi sumber daya yang ada di industri transportasi dan logistik di wilayah barat negara itu serta meningkatkan pasar logistik dan perdagangan," kata Zhou Chuijian, yang bekerja di Guangxi Qinzhou Shenggang Wharf Co., Ltd. Dari Januari hingga Maret tahun ini, throughput peti kemas Pelabuhan Qinzhou meningkat 8,9 persen (yoy), imbuhnya.

Berkat RCEP dan Koridor Perdagangan Darat-Laut Internasional Baru, pertukaran ekonomi dan perdagangan antara China dan ASEAN kini lebih sering dari sebelumnya. Pada 2022, kereta antarmoda rel-laut di sepanjang koridor itu telah mengirimkan 69.000 TEU kargo dari negara-negara ASEAN, naik 9,7 persen (yoy).

Pada Q1 2023, kereta antarmoda rel-laut mengirimkan 191.000 TEU peti kemas, naik 11,7 persen (yoy). Menurut data dari Bea Cukai Nanning, nilai total barang yang melewati Pelabuhan Qinzhou dan koridornya melampaui 19 miliar yuan (1 yuan = Rp2.150) dalam dua bulan pertama tahun ini, naik 78,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dengan memanfaatkan lokasi geografisnya dan kerja sama yang erat dengan negara-negara ASEAN dan anggota RCEP, Guangxi terus berusaha untuk mempromosikan pertukaran ekonomi dan perdagangan regional serta pengembangan industri lintas perbatasan

Sejak awal tahun ini, perdagangan perbatasan Pelabuhan Dongxing di Guangxi melonjak. Dalam tiga bulan pertama 2023, volume transaksinya mencapai 5,64 miliar yuan, dengan 17.000 kendaraan yang melintas.

"Ini adalah kuartal pertama terbaik yang pernah ada, dan diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi 20 miliar yuan tahun ini," kata Huang Wei, wakil direktur administrasi perdagangan dan pelabuhan di Dongxing.

Pada Q1 2023, volume perdagangan perbatasan Dongxing meningkat 235 persen (yoy). Angkanya bahkan lebih tinggi dari tahun 2018 ketika volume perdagangan perbatasan pelabuhan mencapai 3,65 miliar yuan, kinerja terbaik dalam periode yang sama dalam sejarah.

Produk-produk ASEAN seperti minyak silikon, kain bukan tenunan, dan benang kapas diimpor ke China melalui Pelabuhan Dongxing. Sementara itu, sejumlah besar barang manufaktur China, seperti sepatu, lampu, dan mesin, dikirimkan ke negara-negara ASEAN.

Pelabuhan Dongxing menjadi lebih sibuk tahun ini dengan meningkatnya perdagangan. Sebanyak 30 persen klien menggunakan surat keterangan asal (certificate of origin) RCEP untuk tarif preferensial dan proses bea cukai yang mudah, kata Chen Jili, Manajer Umum Dongxing Duode Customs Declaration Co., Ltd, demikian Xinhua dikutip Sabtu.


Penerjemah: Xinhua
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023