Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah untuk tahap pertama akan mendirikan 5.000 tenda yang akan dipakai sebagai kelas darurat bagi para pelajar di daerah yang menjadi korban gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Menurut Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat, kelas darurat tersebut dijadwalkan sudah dapat dipakai pada Juli 2006. "Itu sedang dihitung, dan kita sedang mulai mencari, mungkin tahap awal kita siapkan 5.000 tenda," katanya ketika menjawab berapa jumlah tenda darurat yang akan didirikan pemerintah di daerah-daerah yang terkena dampak gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei lalu. Jawaban serupa diberikan Bambang tentang dana yang diperlukan untuk membangun tenda-tenda darurat. "Masih kita hitung, tergantung pada kebutuhan kita untuk melakuan tanggap darurat, melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi. Sekarang ini masih dalam proses penghitungan," ujarnya. Penyediaan kelas-kelas darurat ditargetkan sudah dapat dipenuhi pada Juli 2006. "Sehingga tahun baru itu sudah bisa dimulai dengan menggunakan kelas-kelas darurat. Untuk rehabilitasi dan rekonstruksinya kita butuh waktu. Lagipula DIY dan Jateng itu kan daerah gempa jadi pembangunannya nanti harus kita sesuaikan dengan struktur tanahnya," kata Mendiknas. Pendirian tenda adalah salah satu model kelas darurat yang akan dibangun pemerintah. Alternatif pertama kelas darurat adalah dengan menitipkan siswa-siswi ke sekolah-sekolah lainnya yang tidak mengalami kerusakan. "Ini bisa cocok untuk SMP, SMA, dan SMK. Anak-anaknya sudah cukup besar, mobilitasnya lebih baik dan jumlah sekolah yang rusak tidak terlalu banyak sehingga memungkinkan untuk diminta dititipkan di sekolah lain," katanya. Saat ini pemerintah masih mendata jumlah sekolah yang mengalami kerusakan dan untuk saat ini bangunan-bangunan sekolah dasarlah yang lebih banyak mengalami kerusakan dibandingkan SMP dan SMA. Setidaknya sudah 100 bangunan sekolah dasar yang didapati hancur karena terguncang gempa bumi berkekuatan 5,9 Skala Richter pada 27 Mei kemarin. Menurut Bambang, kebanyakan sekolah yang hancur berlokasi di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Klaten. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006