Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Singapura hingga kini belum mencapai kata sepakat mengenai Kerjasama Pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA) kedua negara, terutama yang berkaitan dengan Military Training Area (MTA).
"Kami ingin agar DCA ini segera selesai, termasuk pembahasan mengenai MTA," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, tertundanya kesepakatan kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Singapura terjadi karena ada kesepakatan agar DCA diresmikan bersamaan dengan perjanjian ekstradisi kedua negara.
Selain itu, tambah Juwono, masih ada beberapa persyaratan yang diajukan Singapura terkait MTA yang belum disetujui pihak Indonesia, meski ada beberapa hal yang telah disepakati seperti pelaksanaan teknis, diantaranya MTA dan penggunaan radar untuk Flight Affirmation Regional (FAR).
Dalam rangka memperkuat kerja sama pertahanan, Indonesia menjalin kerja sama dengan Singapura salah satunya melalui MTA sejak 2000. Berdasar kesepakatan itu, maka ditetapkan kawasan untuk latihan militer bersama kedua negara yakni, MTA I di wilayah perairan Tanjung Pinang dan MTA II di Laut Cina Selatan.
Namun dalam perkembangannya, Indonesia menilai Singapura kerap melakukan pelanggaran kedaulatan saat melakukan latihan bersama, termasuk dengan melibatkan pihak ketiga seperti Amerika Serikat (AS) dan Australia.
Rencananya, putaran kelima pembahasan mengenai DCA khususnya MTA, dilakukan di Jakarta, terutama menyangkut beberapa hal yang belum mencapai kata sepakat seperti lama kerjasama, pelibatan pihak ketiga dan pengakuan hak tradisi Singapura di Laut Cina Selatan oleh Indonesia.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006