Pangkalan Udara Ramstein, Jerm (ANTARA) - Ukraina mendesak negara-negara sekutunya untuk mengirimkan senjata, pesawat jet, dan amunisi, di saat Amerika Serikat memimpin pertemuan di Pangkalan udara Ramstein, Jerman, pada Jumat, dalam rangka membahas bantuan guna menghalau invasi Rusia.

Dalam pembukaan rangkaian konferensi yang diadakan sebelum rencana serangan balik Ukraina pada beberapa pekan atau bulan mendatang, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan bahwa pertemuan tersebut berfokus pada pertahanan udara dan amunisi.

Negara-negara NATO dan sekutu-sekutunya sudah menyalurkan persenjataan dan lapis baja untuk Ukraina sejak Rusia memulai invasinya pada Februari tahun lalu. Akan tetapi, pemimpin Ukraina berulang kali meminta persenjataan yang lebih canggih dan pemberian pasokan yang lebih cepat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengenai hal tersebut dalam sebuah pertemuan di Kiev pada Kamis (20/4), serta mengatakan bahwa sudah saatnya aliansi militer untuk menerima Ukraina sebagai anggota.

"Saya sudah meminta Bapak Sekretaris Jenderal untuk membantu kami menghadapi kebungkaman rekan-rekan kami dalam pengiriman beberapa persenjataan, seperti senjata jarak jauh, pesawat modern, artileri, dan kendaraan lapis baja," kata Zelenskyy.
Baca juga: Kanada kirim senapan, radio, dan dana NATO untuk bantu Ukraina

Pada Jumat, Stoltenberg mengatakan pada wartawan bahwa NATO dan rekan-rekannya setuju bahwa Ukraina akan dijadikan salah satu anggota, dan Zelenskyy sudah diundang untuk menghadiri pertemuan NATO selanjutnya pada Juli.

Namun, kata Stoltenberg, fokus utama saat ini adalah untuk membuat Ukraina menang melawan Rusia. Dia juga mengatakan bahwa dia berharap negara-negara sekutu bisa mengumumkan bantuan untuk Ukraina pada Jumat.

"Mungkin ini terdengar lebih membosankan, tapi... Ini sekarang menjadi pertempuran yang berjalan berkepanjangan, dan pertempuran yang berjalan berkepanjangan menjadi perang dalam hal logistik," katanya.

Sebelum pertemuan tersebut, Washington mengumumkan bahwa mereka menggelontorkan paket bantuan militer baru untuk Ukraina senilai 325 juta dolar AS (Rp 4,8 triliun), termasuk amunisi untuk Sistem Artileri Roket Mobilitas Tinggi, rudal canggih, serta ranjau antitank.

Denmark dan Belanda juga mengumumkan bahwa tahun depan mereka akan mengirimkan 14 unit Leopard 2, tank buatan Jerman, ke Ukraina.

Pertemuan pada Jumat itu menjadi momen penting dalam invasi Rusia yang sudah berlangsung selama 14 bulan, yang telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan lainnya terlantar, menghancurkan berbagai kota, serta memporak-porandakan ekonomi Ukraina.

Setelah bertahan dari gempuran Rusia di musim dingin dan semi, yang hanya memiliki sedikit efek di bagian timur, Ukraina berharap bisa merebut kembali wilayahnya di bagian selatan dan timur melalui serangan balik pada beberapa pekan atau bulan mendatang.
Baca juga: Presiden Zelenskyy imbau Meksiko bantu rencana perdamaian Ukraina

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan pada media ZDF pada Kamis (20/4) dia memperkirakan bahwa Ukraina akan membahas tentang isu jet tempur canggih, namun tidak memberikan harapan lebih bahwa negara-negara Barat bisa memberikan unit-unit F-16 yang diinginkan Ukraina.

Dia mengatakan bahwa pertemuan pada Jumat akan lebih banyak membahas tentang pertahanan udara dan amunisi.

"Pertanyaan tentang bagaimana cara mendanai dan merancang lokasi-lokasi perawatan untuk peralatan yang sudah kami kirimkan —Tank-tank Leopard, Marder, howitzer," katanya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Zelenskyy: Tak ada yang bisa halangi Ukraina untuk gabung NATO

Penerjemah: Mecca Yumna
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023