Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesia Police Watch (IPW) menyatakan bahwa pengamanan perayaan Natal aparat kepolisian saat ini super ketat, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta sehingga memunculkan kesan berlebihan.

"Sistem pengamanan seperti ini sekaligus menunjukkan betapa lemahnya intelijen Polri, sehingga Polri tidak bisa melakukan deteksi dini, antisipasi dan memperkuat sistem pengamanan tertutupnya," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane di Jakarta, Senin.

Namun, jika masyarakat merasa nyaman dengan sistim pengamanan yang dilakukan polisi setiap malam Natal tentu tidak masalah, apalagi potensi radikalisme dari orang-orang yang disebut sebagai teroris masih cukup tinggi, seperti yang terjadi baru-baru ini Poso, katanya.

"Aksi teror bom di malam Natal beberapa tahun lalu, hingga kini masih menyisakan trauma berkepanjangan, baik oleh masyarakat maupun aparat keamanan, sehingga penjagaan super ketat," kata Neta.

Jelang perayaan Natal yang akan jatuh pada Selasa (25/12), satuan Gegana melakukan sterilisasi di Gereja Katedral Jakarta sejak Senin (24/12) pukul 09.00 WIB, kata Kapolsek Sawah Besar Kompol JR Sitinjak.

"Gegana sudah menyatakan area sekitar gereja steril. Saat ini personil kami, sedang melakukan patroli di sekitar gereja. Pengamanan akan dilakukan hingga misa terakhir selesai yakni pada Selasa (25/12) pukul 00.00 WIB," katanya.

Sitinjak mengatakan terdapat 146 personel polisi yang akan mengamankan perayaan Natal di Gereja Katedral. Mereka akan dibantu oleh 70 personil keamanan gereja dan sekitar 30 orang personil dari organisasi masyarakat Citra Bhayangkara dan GP Anshor.

(S035/E008)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2012