"Setuju kalau 'one way' harus dilakukan terus menerus. Peralihan 'one way' membutuhkan waktu dan tenaga," kata Budi Karya di Semarang, Jawa Tengah, Jumat.
Menurut dia, rekayasa lalu lintas dengan jalur satu arah masih menjadi andalan untuk mengurai kemacetan.
Meski demikian, lanjut dia, mekanisme penerapan jalur satu arah dalam arus mudik dan balik Lebaran ini berada di Korlantas Polri.
Budi Karya hanya mengimbau para pemudik untuk pulang pada tanggal antara 26 hingga 29 April 2023 agar arus bisa merata dan tidak terjadi penumpukan di waktu tertentu
Prediksi kepadatan lalu lintas saat arus balik, lanjut dia, akan terjadi dalam dua gelombang yakni 24 dan 25 April, serta 30 April dan 1 Mei.
Baca juga: Hindari Kepadatan, Menhub imbau pemudik balik di 26 hingga 29 April
Sementara Dirlantas Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Agus Suryonugroho mengusulkan agar pelaksanaan jalur satu arah saat arus mudik dan balik ke depannya dilakukan sekaligus, tanpa jeda.
Selain membutuhkan waktu dan tenaga, kata dia, pelaksanaan "one way" yang di jeda akan membingungkan masyarakat.
"Masyarakat yang mengetahui 'one way' akan berakhir biasanya menunggu di pintu masuk agar bisa melintas, sementara arus kendaraan masih tinggi," katanya.
Oleh karena itu, ia mengharapkan pelaksanaan "one way" ditetapkan sejak awal untuk jangka waktu tertentu, tanpa jeda.
"Kalau akan ada 'one way' dua hari, tetapkan saja dua hari itu tanpa dihentikan, agar masyarakat tidak bingung," katanya.
Baca juga: Menhub ungkap sejumlah catatan arus mudik di Merak-Bakauheni
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023